BRG: Kami Sangat Terbuka Bagi yang Ingin Berikan Masukan Terkait Kinerja

Myrna-Safitri.jpg
(RIAUONLINE.CO.ID/AZHAR SAPUTRA)

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Deputi Bidang Edukasi, Sosialisasi, Partisipasi dan Kemitraan Badan Restorasi Gambut (BRG) Myrna A Syafitri mengatakan bahwa pihak sangat terbuka dalam menerima masukan terutama terhadap infrastruktur yang selama ini dibangun.

Termasuk di dalamnya untuk mengevaluasi kinerja lainnya yang ada di tubuh BRG tak terkecuali dari tim restorasi gambut yang telah berdiri di daerah-daerah.

"Jika saja memang ditemukan adanya pembangunan infrastruktur yang belum memuaskan, menurut kami itu hal yang dapat diterima. Kami akan evaluasi. Apalagi sampai dapat membantu kami," katanya melalui sambungan telepon, Senin, 26 Februari 2018.

Terutama menurutnya upaya untuk menginformasikan pembangunan yang telah dikerjakan namun tidak efisien dan tepat sasaran yang diterapkan di daerah-daerah. Seperti misalnya pembangunan simur bor, sekat kanal dan lainnya.

"Kalau ada yang bisa membantu kami silakan. Dimana saja lokasi pembangunan infrastruktur yang belum memenuhi kualitas itu. Tolong sampaikan dan akan kami cross check," imbuhnya.

Sementara itu pada kesempatan yang berbeda, Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Riau menilai BRG dalam bekerja merestorasi lahan cukup tertutup dan tak memberikan kesempatan bagi pihak lainnya termasuk mereka bekerja dalam membantu kelangsungan untuk merestorasi gambut.

Baca Juga Walhi Riau Pertanyakan Kinerja BRG Soal Atasi Karhutla Di Lahan Gambut


"Mungkin seperti instansi terkait dan stakeholder lainnya kita bisa bekerja sama. kita tak mau ngajarin. Soalnya isi BRG adalah orang-orang expert semua. Kita ingatkan belajarlah dari apa yang telah lama dilakukan oleh masyarakat sejak dahulu tanpa adanya sosialisasi dan edukasi gambut mereka juga tetap terjaga," jelasnya.

Bahkan Walhi Riau mencatat bahwa pencapaian yang dilakukan oleh BRG dengan membangun ratusan sekat kanal, sumur bor dan lainnya tak efektif.

Karena di lokasi itu juga tengah terjadi kebakaran hutan dan lahan. Terutama di Kabupaten Meranti pada area PT Nasional Sago Prima (NSP) pada area konsensinya.

Walhi juga menilai bahwa mereka tak mengetahui pencapaian apa yang diraih oleh tim restorasi gambut daerah yang telah dibentuk di Riau.

"Kita juga tak mengetahui apa yang mereka kerjakan. seharusnya tim ini melibatkan multi pihak sehingga dapat dijadikan garda terdepan dalam upaya perlindungan gambut," tegasnya.

Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE 

Follow Twitter @red_riauonline

Subscribe Channel Youtube Riau Online

Follow Instagram riauonline.co.id