RIAU ONLINE, PEKANBARU - Oknum polisi yang menembah remaja 14 tahun di Kepulauan Meranti ditahan propam di Markas Brimob Polda Riau. Keduanya yakni Briptu Hasbullah Akbar dan Bripda Budi Setiawan yang dituduh terlibat dalam penembakan menggunakan senjata airsoftgun, hingga peluru karet bersarang di bahu kanan Syaf.
"Dari hasil pemeriksaan internal, Briptu Akbar memenuhi unsur kesalahan menembak korban (Syaf). Sedangkan Briptu Budi yang tangannya digigit korban, juga salah dalam bertindak sehingga terjadi penembakan oleh rekannya," ujar Kabid Propam Polda Riau Kombes Pitoyo Agung Yuwono, Kamis, 15 Februari 2018.
Pitoyo menjelaskan, kedua anggota Polsek Rangsang Barat tersebut langsung dibawa ke sel tahanan Mako Brimob Polda Riau. Status mereka sudah dinyatakan terduga pelanggar atau tersangka dalam bahasa pidana umum.
"Iya, kedua personel itu statusnya sudah ditetapkan sebagai terduga pelanggar kode etik atau tersangka. Saat ini dalam proses pemeriksaan lanjutan internal untuk dihukum," jelas Pitoyo.
Sebelumnya diberitakan, Syaf ditembak Bripda Akbar karena diduga mencuri handphone milik Briptu Budi Setiawan. Perbuatan itu lantaran Syaf menggigit tangan Briptu Budi saat tarik menarik handphone yang dicuri.
Kapolres Kepulauan Meranti AKBP La Ode Proyek menyebutkan, awalnya Syaf melakukan pencurian makanan di rumah warga. Lalu warga mengamankan dia bersama Kepala Desa Lemang, Edi Murkan dan membawanya ke Polsek Rangsang Barat pada Minggu, 11 Februari 2018 kemarin.
"Saat itu, warga didampingi anggota Bhabinkamtibmas, Bripka Joni Hendra. Setelah sampai di Polsek Rangsang Barat, petugas menunggu pihak keluarga Syaf datang untuk dilakukan perdamaian karena dia masih di bawah umur," kata La Ode.
Namun setelah lama menunggu, ternyata pihak keluarga Syaf tak kunjung datang. Kemudian Syaf dititipkan untuk sementara di Polsek Rangsang Barat dan menginap di Mess polisi.
Pada Selasa, 13 Februari 2018, sekitar pukul 05.45 WIB, Briptu Budi pulang dari shalat subuh ke Mapolsek tersebut. Namun, Budi tak melihat lagi handphone Samsung yang dicas di kamar Mess Polsek tersebut. Saat itu juga Syaf sudah tak ada di situ, polisi pun mencarinya.
"Kemudian Briptu Budi, Bigadir Riki Masri dan Bripda Akbar berusaha mencari Syaf karena diduga mengambil handphone milik Briptu Budi," kata La Ode.
Kemudian pada pukul 10.00 Wib, Briptu Budi menemukan Syaf di Jalan Dusun Gema Desa Sialang Pasung lalu menangkapnya. Setelah diperiksa, ternyata handphone itu ada di dalam saku celana Syaf.
"Syaf melakukan perlawanan terhadap Briptu Budi dengan menggigit tangan personel tersebut sampai luka dan mengeluarkan darah. Gigitan itu pun tidak mau dilepas oleh Syaf," jelas La Ode.
Melihat hal itu, Bripda Akbar berusaha menolong dengan mengeluarkan senjata jenis airsoft gun untuk memberikan peringatan terhadap Syaf, namun tidak digubris. Naas, ternyata senjata tersebut tidak terkunci.
"Sehingga tembakan terlepas dan mengenai bahu kanan Syaf. Kemudian gigitan di tangan Briptu Budi lepas. Kita periksa anggota kita itu kenapa dia mengeluarkan senjata," terang La Ode.
Menurut La Ode, senjata air softgun yang digunakan Bripda Akbar untuk menakut-nakuti anak tersebut lantaran menggigit tangan rekan anggota polisi itu. Tapi ternyata senjatanya tidak terkunci dan terletus sehingga kena bahu korban. (**/1)
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE
Follow Twitter @red_riauonline
Subscribe Channel Youtube Riau Online,
Follow Instagram riauonline.co.id