Kenangan Irsan Saat Melepas Tomi Dibawa Tim BKSDA Riau

Irsan-pemilik-siamang.jpg
(Azhar Saputra)

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Saya kok tiba-tiba sedih ya? Kalimat itu tiba-tiba terlontar dari mulut Irsan Samsudin saat Tomi diangkut menggunakan kendaraan bak terbuka milik Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau.

Mukanya sempat memerah saat Tomi bergelantungan di dalam kerangkeng sambil menatap wajahnya yang mulai menjauh pergi. Namun air matanya tak sempat jatuh karena buru-buru mengalihkan pandangan ke arah satu anaknya yang tengah berjongkok tepat di sebelahnya.

Baca juga:

Ini Alasan BBKSDA Riau Pindahkan Siamang Dari Tangan Warga

Siamang Yang Gigit Balita Di Tanjug Rhu, Akhirnya Diserahkan Ke BKSDA Riau

"Saya juga sedih, Pak," begitu juga yang terlontar dari mulut anaknya yang tak melepaskan tas punggung, jaket coklat, id card dan seragam usai pulang bekerja di salah satu operator telekomunikasi ternama di Indonesia.

"Banyak kesan-kesan yang saya rasakan bersama Tomi selama empat tahun belakangan ini," kata Irsan tepat dihalaman rumahnya Jalan Hijrah Kelurahan Tanjung Hru Kecamatan Limapuluh Pekanbaru, Kamis, 25 Januari 2018.

Tomi merupakan binatang siamang (symphalangus syndactylus) pemberian dari kerabat yang terlantar dan tidak terpelihara. Saat Tomi kecil berada di bawah asuhannya, bulu yang kini tumbuh hitam sempurna tak sebaik sebelum bersamanya.

Itu semua akibat jamur yang menggrogoti hampir ke seluruh tubuhnya. Itu juga tanda-tanda tak adanya perawatan yang diberikan. Pelan-pelan Irsan merawat dan mengolesinya dengan minyak kelapa. Tiga bulan jamur yang ada ditubuhnya berangsung hilang dan pergi.

Sifat Tomi kecil mungkin hampir tak masuk akal. Meskipun binatang primata ini ditempatkan di luar rumah dan hanya memiliki kerangkeng sepanjang 1x2 meter dengan tinggi 4 meter, Tomi kecil diperlakukan seperti manusia normal.

"Apa yang kami makan, Tomi juga makan. Kecuali daging ya. Kopi, susu, teh, nasi, sayur, buah-buahan apa lagi. Yang lebih ngangenin itu saat pulang bawa makanan, langsung masuk ke dalam rumah gak bilang-bilang, Tomi sedih dan nangis," ucapnya kembali.


Tomi memang begitu spesial di hati Irsan. Itu dibuktikannya saat Tomi remaja dilepas liarkan tanpa adanya rantai yang membelenggunya. Hanya terdapat kalung warna coklat yang menghiasi lehernya.

"Tomi pergi bebas manjat pohon. Kesana kemari. Setelah puas main di luar, Tomi masuk kedalam rumah. Itu tandanya dia sudah gak mau main lagi. Kemudian saya masukkan ke kandang," tandasnya.

Ingatan Tomi remaja dikatakan Irsyan juga cukup kuat. Setiap ada orang dewasa ataupun anak-anak yang bermain ke kandangnya akan selalu diperhatikan. Apa lagi jika ada anak yang menjahilinya.

"Tomi kan juga kami lepas. Saat Tomi ini pulang ke kandangnya saya juga perhatikan, jika menemukan ada anak yang pernah menjahilinya itu dia kejar. Padahal orang yang di luar banyak. Kenapa coba anak itu yang dikejarnya?" tandasnya.

Itu juga kenapa Tomi sempat menggigit seorang bocah yang menjahilinya dan juga menjadi perbincangan hangat di Pekanbaru bahwa ada seekor siamang yang menggigit manusia.

Namun, kini Tomi telah dewasa. Irsan juga sadar bahwa hewan peliharaannya itu lama kelamaan pasti akan memperlihatkan naluri kebinatangannya.

Itu juga yang dilontarkan oleh Dokter hewan dari Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau, Rini Deswita. Meskipun hanya mengatakan bahwa siamang tidak boleh dipelihara.

Rini meingatkan bahwa masyarakat tidak diperkenankan untuk memelihara serta melakukan kontak jika tidak memiliki keterampilan khusus mengenai hewan primata yang satu ini.

"Itu karena siamang ini dilindungi, juga binatang ini tidak boleh dipelihara,"katanya di kediaman pemilik siamang, Irsan.

Selain karena dilindungi, siamang ini menurutnya juga dapat menyebarkan berbagai macam bibit penyakit yang cukup berbahaya bagi tubuh manusia. Setelah dapat terjangkit, virus itu nantinya juga dapat masuk ke manusia lainnya.

"Karena siamang ini dapat menularkan penyakit seperti zonosis salah satunya rabies. Penyakit ini juga dapat menular dari hewan ke manusia," jelasnya.

Jika masyarakat ingin memelihara hewan seperti ini butuh penaganan ekstra termasuk izin pemeliharaan agar penyakit yang mereka hasilkan tidak berdampak kepada manusia.

Irsad juga menyadari bahwa Tomi yang kini tengah menginjak usia empat tahun juga telah menampakkan ujud aslinya. Taringnya yang sudah mulai panjang apa lagi hasyrat kawinnya sudah menggebu-gebu.

Untuk itu dirinya memutuskan bahwa BBKSDA lah yang layak untuk memelakukan tindakan seperti apa kepada Tomi binatang yang sudah dianggapnya sebagai saudara. (1)

Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE 

Follow Twitter @red_riauonline

Subscribe Channel Youtube Riau Online

Follow Instagram riauonline.co.id