Kapten Habibi, Pilot Jupiter Asal Pekanbaru Ini Langsung Cium Tangan Ayahnya

Kapten-Pnb-Ferdian-Habibi-Asal-Pekanbaru.jpg
(RIAUONLINE.CO.ID/ISTIMEWA)

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Deru mesin pesawat perlahan-lahan mulai melambat dan suaranya semakin kecil seiring baling-baling berkurang putarannya. Setelah dinyatakan aman berhenti, seorang laki-laki berpakaian warna merah dominan, diselingi putih, melepaskan helm selama beberapa jam setia menemani dalam perjalanan sejauh ribuan kilometer dari Langkawi, Malaysia, menuju Pekanbaru, Riau. 

Pilot itu meletakkan helm di dalam kokpit pesawat dan turun menggunakan tangga. Ia sudah disambut kru dan anggota TNI AU lainnya, sambil memberikan ucapan selamat. 

Tak mau berlama-lama, pilot ini melangkah cepat ke kerumunan warga dibatasi garis polisi warna kuning. Ia menghampiri seorang laki-laki paruh baya yang menyeruak di tengah keramaian orang dengan memakai topi bertuliskan T-50i. 

Baca Juga: Ribuan Warga Riau Decak Kagum Lihat Aksi Manuver Menegangkan Pilot Jupiter

"Habibi," sapa seorang anggota keluarga pilot tersebut sambil menarik tangan laki-laki tersebut, Minggu, 26 Maret 2017, di hanggar Skadron Udara 12/Black Panther, Lanud Roesmin Nurjadin, Pekanbaru. 

Kapten Pnb Ferdian Habibi Terima Uluran Tangan Ayahnya

Laki-laki itu, Amri Bahar, kemudian mengulurkan tangan kanan kecoklat-coklatannyam dan sang pilot langsung menyambarnya. Kapten Penerbang (Pnb) Ferdian Habibi, pilot itu, tanpa sungkan serta malu, mencium tangan yang sudah tak lagi kencang di depan ratusan orang. Tak hanya itu, ia juga mencium pipi kiri dan kanannya dengan penuh kasih sayang. 

Kapten Pnb Ferdian Habibi merupakan pilot pesawat KT-1B Wong Bee yang tergabung dalam Jupiter Aerobatic Team (JAT). Sudah sepekan ini, bagi laki-laki kelahiran Pekanbaru tersebut, mempertunjukkan kebolehannya di depan ribuan penonton luar negeri dalam Langkawi International Maritime & Aerospace Exhibition 2017 (LIMA '17), 21-25 Maret 2017 silam. 

Minggu siang, ia bersama empat pilot lainnya mampu membuat ribuan warga yang memadati hanggar Skadron Udara 12/Black Panther Hawk 109-209, sejak paginya, berdecak kagum, tak mau beranjak dari posisi berdirinya, walau harus mengadah ke atas saat pesawat melakukan manuver. 

Kapten Pnb Ferdian Habibi Cium Tangan Ayahnya

Berbagai manuver di antaranya, Arrow Head Pass, Cross Over Break, Twin Half Cuban, Twin Stall Turn, Vulcan Pass, Mirror, Screw Roll, Heart, Roll Slide, dan terakhir Tactical Break Off. 


Klik Juga: Roesmin Nurjadin, Bapak Tim Aerobatic Indonesia

Ini kali pertama, Habibi, panggilan akrabnya, pulang kampung dan langsung mempertunjukkan kemampuannya bermanuver di udara. Pada Kamis, 16 Maret 2017 lalu, Tim JAT memang ada mendarat di Kota Bertuah, namun itu hanya mengisi bahan bakar, sebelum melanjutkan perjalanan ke Medan, Sumatera Utara. 

Lalu, siapakah Kapten Pnb Ferdian Habibi ini? 

Ferdian Habibi lahir, besar dan menghabiskan usianya di Pekanbaru. Sudah sekitar setahun ini ia bertugas di Skadron Udara Pendidikan (Skadik) 102 Lanud Adisutjipto. Sebelumnya, pilot Hawk 109/209 ini bertugas di Lanud Supadio, Pontianak, Kalimantan Barat. 

Di JAT, lulusan SMAN 1 Pekanbaru tahun 2002 ini menempati pesawat nomor 3 yang berada di bagian kiri (Left wing). Kepada RIAUONLINE.CO.IDHabibi, menceritakan masa-masa remajanya, usai menyelesaikan misinya bermanuver cantik di tanah kelahirannya, langit Pekanbaru.

Kapten Pnb Ferdian Habibi Cium Pipi Ayahnya

Semasa remajanya, lulusan SMPN 4 Pekanbaru tahun 1999 tersebut melanjutkan pendidikannya ke Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Pekanbaru, tamat 2002. Di sekolah ini, tuturnya, banyak kenangan yang tidak bisa dilupakannya semasa menuntut ilmu bersama teman-temannya.

"Kenangan di SMAN 1 itu sangat banyak. Pada masa itu, saya pernah menjadi Ketua Rohani Islam (Rohis) periode 2000-2001. Kemudian saya pernah menjadi Wakil Ketua Organisasi Intra sekolah (OSIS) membidangi Ketaqwaan," kata Habibi mantap. 

Bagi Habibi, di masa remajanya ini, ia pernah mengikuti Olimpade Fisika tingkat SMA/sederajat diikuti beberapa teman-temannya. "Tapi saya tidak lolos seleksi," katanya sambil tertawa. 

Meskipun tidak lolos seleksi Olimpiade, ini tidak membuatnya minder. Bahkan, Habibi merasa bangga karena telah mampu menyelesaikan dan menamatkan tiga tahun sekolahnya. "Ppastinya saya bangga, karena pernah dan menyelesaikan sekolah di tempat favorit di Pekanbaru itu," kenangnya.

Lihat Juga: Bukan Aceh, Kaum Ibu Minanglah Pertama Kali Beli Pesawat Untuk Indonesia

Usai bercerita panjang lebar tentang masa indahnya duduk di bangku SMA, rumah orangtua Habibi di Jalan Sepakat, Tenayan Raya, samping Taman Rekreasi Alammayang ini, berterima kasih banyak kepada warga Pekanbaru yang telah kembali mengingatkan dirinya akan kota dimana ia dibesarkan.

Kapten Pnb Ferdian Habibi Cium Pipi Ayahnya

Begitu juga dengan tingginya minat warga Kota Pekanbaru terhadap dunia kedirgantaraan membuatnya tak henti-henti berterima kasih atas sambutan telah diberikan saat ia dan tim bermanuver.

"Sebagai putera daerah, saya sangat banggalah karena bisa kembali lagi ke Pekanbaru, sekaligus bisa tampil dengan tim (JAT). Sambutan warga Pekanbaru di sini sangat luar biasa. Animo masyarakat lebih besar di bandingkan di Langkawi sendiri," tutupnya.

Dalam tim JAT ini, setidaknya terdapat empat pilot JAT yang memiliki aroma dan bau Pekanbaru. Selain Kapten Pnb Ferdian "Corbie" Habibi, Leader Flight JAT, Letkol Pnb Hermawan Muhammad "Razor" Kisha juga pernah menghuni hangatnya hanggar Skadron 12/Black Panther. 

Hal serupa juga dialami dua pilot muda lainnya, sama-sama berpangkat Kapten, pilot pesawat tempur Hawk 109/209. Kedua pilot tersebut, Kapten Oliv "Cyborg" Rizando, dari Padang, Sumatera Barat dan Idam "Godham" Satria, dari bumi Khatulistiwa,  aek Kapuas, Pontianak, Kalimantan Barat. 

Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline