Dibeli Seharga 32 Juta Dolar AS, Sebelum Tergelincir, F-16 Layak Terbang

F-16-Tail-Number-TS-1610-dan-TS-1608.jpg
(DISPENAU/PEN LANUD RANAI/ANGKASA)

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Pasca-insiden tergelincir dan terbaliknya pesawat tempur F-16 tail number TS-1603 yang bermarkas di Skadron Udara 16, Lanud Roesmin Nurjadin, Selasa, 14 Maret 2017, banyak bermunculan kabar tidak sedap tentang keberadaan pesawat buatan Amerika Serikat tersebut.

Komandan Pangkalan Udara (Danlanud) Roesmin Nurjadin, Marsekal Pertama (Marsma) TNI Henri Alfiandi membeberkan sedikit fakta bahwa pesawat tempur tersebut layak mengudara dan terbang.

Dimulai dari awal pembelian pesawat tersebut dari tangan Amerika Serikat dan tiba di Indonesia, Mei 1990. Dilansir dari majalah pesawat dan udara, Angkasa, pesawat F-16 ini per unitnya dibeli seharga 32 juta Dolar AS, ketika itu. 

Baca Juga: Inilah Sejarah F-16 Yang Tergelincir, Sebuah Proyek Bima Sena I Di Masa Pak Harto

"Pesawat jenis F-16 buatan Lockheed Martin, Amerika Seriat dengan kode TS-1603 ini merupakan pesawat baru dibeli oleh TNI AU pada 1991-1992 dengan kode F16B15. Dioperasikan di Lanud Roesmin Nurjadin sejak April 2016 hingga sekarang," kata Henri Alfiandi, Selasa malam, 15 Maret 2017. 

Pesawat F-16 Tergelindir di Bandara Sultan Syarif Kasim II

Sebelum menghuni Lanud Roesmin Nurjadin, semua pesawat F-16 ditempatkan di Lanud Iswahjudi, Malang, Jawa Timur. Dalam dunia penerbangan, menurut Henri, bukan soal tua ataupun muda.


Akan tetapi, layak terbang atau bukan. Ia menegaskan, kembali, pesawat naas tersebut layak untuk terbang. Sementara itu, setelah dinyatakan tergelincir kondisi terkini pesawat F-16 dalam posisi terbalik dengan ekor patah, hidung pesawat mengalami benturan dan tergelincir keluar dari landasan pacu kurang lebih 150-200 meter.

Untuk evakuasi, tutur Henri, sudah selesai Rabu dinihari, 15 Maret 2017, sekitar pukul 02.00 WIB. Pihak Lanud saat ini masih berhati-hati mengkondisikannya agar saat diselamatkan tidak semakin menambah kerusakan-kerusakan yang dialami pesawat.

Klik Juga: F16 Tergelincir Dan Terbalik Empat Hari Usai Sidak KSAU Ke Lanud

"Tidak serta-merta pesawat itu bisa diangkat begitu saja tetapi ada prosedur baku dan khusus. Mudah-mudahanan saat dievakuasi tidak menambah kerusakan sehingga masih bisa diperbaiki kembali. Itu tujuannya kenapa hingga malam ini kita harus menunggu," katanya mantap.

Sebelumnya, disebutkan pesawat tergelincir dan terbalik tersebut hibah dari Amerika Serikat, namun ternyata pembelian pada Proyek Bima Sena I, akhir 1980-an, seharga 32 juta Dolar AS. Dengan demikian, ini merupakan ralat terhadap berita sebelumnya menyatakan pesawat F-16 tersebut hibah Amerika Serikat didatangkan masa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. 

 

Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline

 

 

 

 

Inilah Sejarah F-16 Yang Tergelincir, Sebuah Proyek Bima Sena I Di Masa Pak Harto