Seminar dan Lokakarya Pengelolaan Bersama Hutan dan Kawasan Konservasi Melalui Program Restorasi, Perlindungan dan Pemberdayaan Masyarakat di Provinsi Riau, di Hotel Pangeran Pekanbaru, Kamis, 23 Maret 2017
(RIAUONLINE.CO.ID/AZHAR SAPUTRA)
RIAU ONLINE, PEKANBARU - Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman melalui Asisten II bidang perekonomian dan pembangunan, Masperi, berharap rencana induk pengembangan konservasi bentang alam dalam skala besar di Sumatera yang di susun oleh Yayasan Belantara diharapkan harus mengedepankan kepentingan masyarakat.
Riau sebagai provinsi yang mendapat porsi terbesar di antara Sumatera dan Kalimantan, memasukkan lima dari bentang alam Riau. Diharapkan dapat menjaga lingkungan konservasi, sosial, budaya, dan produksi ekonomi. Kelimanya adalah Senepis, Giam Siak Kecil-Bukit Batu (GSKBB), Semenanjung Kampar, Kerumutan dan sebagian besar Bukit Tigapuluh yang mana diharapkan dapat menjaga lingkungan konservasi, sosial, budaya, dan produksi ekonomi.
"Kita akan membedah restorasi itu seperti apa. Jangan lupa masyarakat juga diberdayakan sehingga mereka merasa memiliki, disertai dengan program tepat guna yang menyentuh kepada masyarakat," katanya di Hotel Pangeran dalam seminar lokakarya (semiloka) pengelolaan bersama hutan dan kawasan konservasi melalui program restorasi, perlindungan dan pemberdayaan masyarakat di Riau, Kamis, 23 Maret 2017.
Baca Juga: Sempat Kewalahan, Kebakaran 5 Hektare Di Dumai Berhasil Padam
Dengan total luas bentang alam sekitar 4.409.743,83 hektare yang juga mencangkup 15 Kawasan Suaka Alam (KSA) dan kawasan pelestarian alam (KPA) seluas 350.320 hektar, harapannya akan disepakati model pengelolaan bersama di Riau antar belah pihak dalam menyusun rencana aksi dari lima landscap di Riau.
Sebelumnya, beberapa dari wilayah ini sempat mendapatkan sorotan akibat banyaknya masalah terkait perambahan, kebakaran hutan, konflik satwa, konflik lahan terjadi di kawasan tersebut.
Sementara itu, CEO dari Yayasan Belantara, Agus P Sari mengatakan ancaman dari sebuah konservasi itu bukan datang dari wilayahnya itu sendiri, melainkan dari luar. Untuk itu semiloka ini harapannya dapat mensejahterakan rakyat.
Klik Juga: Biosfer Giam Siak Kecil Kembali Dijarah, Ketua PETANI: Mafia Ilog Tak Takut
"Pendekatan bentang alam harus bisa menjawab dan terjadi ditempat luas. Kegiatan ini harus berdampak dapat mensejahterakan dan memakmurkan wilayah sekitar. Ini berdasarkan konservasi bentang alam atau landscap. Kegiatan masyarakat, pemerintah, perusahaan ini akan saling mempengaruhi. Tidak cukup menjaga tetapi juga turut mengelola," tutupnya.
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline