RIAU ONLINE - KH. Ahmad Rifa’i, tokoh sejarah yang kurang dikenal oleh masyarakat Indonesia saat ini. Padahal ia memiliki peran sangat besar bagi negara, meski tidak menduduki jabatan penting di pemerintahan.
KH. Ahmad Rifa’i adalah seorang ulama yang memiliki gelar sebagai pahlawan nasional yang lahir di Kendal, Jawa Tengah. Ia adalah putra dari pemuka agama ternama di Kendal, KH Muhammad Marhum Bin Abi Sujak. Sepeninggal sang ayah, Kyai Rifa'i yang masih berusia 6 tahun diasuh oleh kakaknya.
Sang kakak membimbing Rifa'i hingga semakin rajin mempelajari agama bersama kakak iparnya, seorang pengurus pondok pesantren di Kaliwungu, Kiai As'ari. Ulama Indonesia ini memutuskan untuk menggelar tabligh keliling di daerah Kendal hingga dikenal sebagai sosok yang tegas dalam berdakwah.
Rifa'i juga memiliki hobi menulis untuk menyuarakan kemerdekaan Indonesia dari tangan para penjajah. Sebab itu, Belanda mengawasinya. Sikap patriotiknya membuatnya sering dipenjara dan diasingkan. Meski dalam pengasingan, Rifa'i sempat mendirikan pondok pesantren.
Rifa'i sangat senang menulis. Karya-karyanya yang identik dengan penggunaan bahasa sederhana dan mudah dipahami. Ia biasa menulis karyanya dalam bentuk puisi tembang Jawa, syair, dan semacamnya.
Tulisan Rifa'i terkadanag mengandung unsur kritik dan protes terhadap pemerintah Hindia-Belanda serta para pengkhianat pribumi. Sebab itu, kitab-kitabnya disita pemerintah kolonial Belanda pada 1859.
Dilansir dari Boombastis, Yumi Sugahara, peneliti dari Universitas Tokyo mengatakan Ahmad Rifa'i memiliki 65 kitab, namun angka itu belum keseluruhannya sebab ada beberapa yang belum ditemukan.
Kini, kitab-kitab tulisan Rifa'i masih tersimpan di perpustakaan salah satu universitas terkemuka Belanda, yaitu Universitas Leiden. Ada sekitar 33 kitab karya kiai ini ditemukan di sana.
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline