DBD Renggut 3 Nyawa di Awal 2017

ILUSTRASI-NYAMUK.jpg
(INTERNET)

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Selama Januari 2017, Dinas Kesehatan Provinsi Riau mencatat sebanyak 3 orang meninggal karena kasus Demam Berdarah Dengue (DBD). Angka tersebut belum dihitung termasuk pada bulan Februari, dan diprediksi belum ada tambahan laporan.

Tiga orang tersebut adalah 2 orang di Rokan Hulu yakni masing-masing satu dewasa dan anak serta dan 1 kasus lain di Kepulauan Meranti.

Kepala Diskes Provinsi Riau, Mimi Yuliani Nazir mengatakan, angka tersebut menurun jika dibandingkan dengan tahun 2016 lalu pada bulan yang sama.

Baca Juga: Penderita DBD Tinggi 2016, Tahun Ini Diprediksi Turun

"Kalau di bulan Januari 2016 kemarin, angka kematian karena DBD di Riau ada 7 orang," kata Mimi, Selasa, 7 Februari 2017.

Mimi juga menjelaskan, penyebab meninggalnya 3 orang itu sebagian besar karena keterlambatan korban dalam mendapat penanganan kesehatan. Para korban ini telat dideteksi gejala karena dianggap hanya mengalami panas biasa.


"Kebanyakan orang tua harusnya membawa anak mereka yang panas ke puskesmas setelah anaknya mengalami panas tinggi tiga hari. Kebanyakan mereka dibawa setelah anaknya kritis," ujar Mimi.

Klik Juga: Riau Masuki Musim Penghujan, Ayo Cegah Penyakit DBD Dengan 3M Plus

Ia mencontohkan pada anak-anak. Kebanyakan orang tua, terlambat membawa anaknya ke rumah sakit. Setelah 3 hari demam, ketika anak itu panasnya sudah turun, orang tua menganggap anaknya sudah sembuh. Padahal, pada kondisi itu sebenarnya sedang kritis.

Dalam kondisi tersebut, si penderita DBD sudah sangat sulit untuk ditangani bahkan sulit diselamatkan. Keterbatasan pengetahuan oleh masyarakat ini yang selama ini membuat kasus DBD selalu tinggi korban.

"Jadi masyarakat kita belum sepenuhnya sadar bahwa ketika anak sudah demam selama tiga hari, itu wajib dibawa ke puskesmas atau rumah sakit," jelasnya.

Lihat Juga: Fogging Sia-Sia Dilakukan Jika Tak Diikuti Cara Ini

Selain itu, jumlah kasus DBD di Riau selama Januari 2017 berjumlah 166 kasus. Kasus terbanyak terjadi di Kabupaten Rokan Hulu dengan 66 kasus lalu disusul Pekanbaru sebanyak 39 kasus dan Kampar 20 kasus.

"Kalau dibandingkan dengan tahun lalu di bulan yang sama, angka ini juga mengalami penurunan yaitu sebanyak 903 kasus," ujar Mimi.

Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline