Gara-gara Pilot Salah Koordinat, AirAsia Tujuan Malaysia Mendarat di Melbourne

AIRASIA.jpg
(INTERNET)

RIAU ONLINE - Sebuah maskapai penerbangan tujuan Malaysia dari Sydney terpaksa mendarat di Melbourne setelah pilot memasuki koordinat posisi awal pesawat pada Maret 2015 lalu. Hal ini disampaikan berdasarkan laporan invetigasi Biro Keselamatan Transportasi Australia melalui rilis.

 

Pesawat maskapai AirAsia itu membawa 212 penumpang dengan tujuan Kuala Lumpur setelah lepas landas dari Sydney pada 10 Maret 2015. Namun, pesawat terbang ke arah yang salah karena pilot secara manual telah memasukkan koordinat posisi awal ke dalam sistem navigasi pesawat.

 

Kesalahan ini merupakan salah satu dari beberapa kesalahan awak pesawat AirAsia dalam penerbangan tersebut. Selain itu, penutup telinga yang rusak juga membuat kapten pilot dan kopilot bertukar tugas sebelum penerbangan.

 

Umumnya, kapten pilot melakukan pemeriksaan eksternal, sementara sang kopilot tetap berada di kokpit untuk menyelesaikan prosedur persiapan penerbangan.

 

Ketika memasukkan koordinat posisi pesawat secara manual, pilot memasukkan koordinat bujur dari tanda di luar jendela kokpit dengan koordinat 01.519,8 timur (15 derajat 19,8 menit timur) bukan 15.109,8 timur (151 derajat 9,8 menit Timur).

 


"Hal ini mengakibatkan kesalahan posisi lebih dari 11.000 kilometer (6.835 mil), yang berpengaruh pada sistem navigasi dan beberapa sistem peringatan," kata laporan tersebut, dilansir dari CNN, Kamis, 8 September 2016.


Menurut laporan tersebut, para kru sebenarnya memiliki sejumlah peluang untuk mengidentifikasi dan memperbaiki pesawat. Namun, mereka tidak melihat adanya masalah sampai akhirnya pesawat mengudara dan mulai melacak arah yang salah.

 

Bahkan, ada beberapa pesan dan suara saran kesalahan sebelum lepas landas, tapi awak mengabaikannya. Saat pilot dan kopilot menyadari adanya kesalahan, mereka mencoba untuk memperbaiki sistem. Tapi sudah terlambat.

 

"Upaya untuk memecahkan masalah dan memperbaiki masalah mengakibatkan degradasi lebih lanjut pada sistem navigasi, serta sistem pembinaan penerbangan dan kontrol penerbangan pesawat," kata laporan itu.

 

Saat sistem dinyatakan gagal, kru diminta untuk kembali ke Syney dan melakukan pendaratan tanpa menggunakan sistem navigasi. Namun, kondisi cuaca di Sydney membuat pesawat terpaksa mendarat di Melbourne sebagai gantinya.

 

Pesawat menghabiskan waktu hingga tiga jam di Melbourne sebelum akhirnya kembali lepas landas menuju Ibukota Malaysia, Kuala Lumpur.

 

Dalam sebuah pernyataan yang diperoleh CNN, AirAsia X mengatakan semua pesawat telah dilengkapi dengan sistem manajemen penerbangan yang ditingkatkan sejak kejadian itu.

 

"AirAsia X ingin menekankan bahwa kita memiliki sistem tempat manajemen yang kuat untuk memantau dan mencegah insiden serupa terulang," bunyi pernyataan itu.

 

"Kami juga ingin menegaskan kembali bahwa kita telah secara teratur lulus audit keselamatan dan keamanan yang dilakukan oleh berbagai regulator internasional. Kami tetap berkomitmen untuk memastikan kepatuhan kami kepada semua peraturan keselamatan dan keamanan," bunyi pernyataan AirAsia X.

 

Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline