RIAU ONLINE - Kudeta berdarah dilakukan sekelompok militer terhadap pemerintahan sipil yang sah di Turki, Jumat, 15 Juli 2016 malam, waktu setempat, akhirnya berujung gagal.
Presiden Recep Tayyip Erdogan sama sekali tak jatuh, malahan rakyat Turki siap menjadi bemper dan tumbal saat militer menjalankan aksi kudetanya.
Lalu, siapa dibalik upaya kudeta militer tersebut? Menteri Kehakiman Turki mengatakan, anggota militer tersebut merupakan anggota gerakan yang setia kpada ulama Mohammed Fethullah Gulen, kini tinggal di Pennsylvania, Amerika Serikat.
Baca Juga: Ribuan Muslim Turki Tuntut Hak untuk Beribadah
Pemerintah Turki menuding, Gulen terlibat dalam percobaan pengambilalihan kekuasaan oleh militer. Sebuah organisasi berbasis di AS dan dekat dengan ulama Islamis Turki, Fethullah Gulen, menyangkal keterlibatan dalam percobaan kudeta militer melawan President Recep Tayyip Erdogan.
"Kami mengecam intervensi militer apa pun dalam politik dalam negeri di Turki," ujar Aliansi Nilai-nilai Bersama dalam pernyataan. "Komentar-komentar dari lingkaran-lingkaran pro-Erdogan mengenai gerakan ini sangat tidak bertanggung jawab," sambung mereka dilansir dari voaindonesia.com.
Menteri Kehakiman Turki, Bekir Bozdag mengataka dalam sebuah wawancara dengan televisi setempat, para anggota gerakan yang setia pada Gulen, terlibat dalam percobaan pengambilalihan kekuasaan oleh militer.
Gulen didakwa di Turki atas rencana menggulingkan pemerintahan. Kasus ini menurut pendukungnya bermuatan politik, padahal ia telah tinggal di pengasingan di Amerika selama lebih dari satu dekade.
Erdogan yang melakukan wawancara baik lewat FaceTime dengan stasiun TV lokal, menjelaskan, Turki “tidak bisa dioperasikan dari Pennsylvania”, sebuah acuan kepada Gulen yang tinggal di sana.
Klik Juga: Presiden Turki: Keluarga Muslim Tak Jalani Program KB
Pada Mei, Presiden Turki itu mengklasifikasikan gerakan keagamaan Gulen sebagai kelompok teroris. Erdogan juga menjelaskan, ia akan memburu anggota-anggota Gulen yang dituduhnya berusaha menggulingkan pemerintah.
Dalam tahun-tahun terakhir, pemerintah Turki mengambil alih perusahaan-perusahaan yang diketahui punya kaitan dengan Gulen, menahan ratusan pengikutnya, serta mencopot ribuan pendukung Gulen dari jabatan di pemerintahan.
Pemerintah Turki menuduh gerakan Gulen melakukan infiltrasi ke dalam lembaga kepolisian, peradilan, dan sistem politik, serta menciptakan sebuah negara di dalam negara.
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline