Soal Sampah, PT MIG: Pemko Pekanbaru Jadikan Kami Kambing Hitam

Kendaraan-ANgkutan-sampah.jpg
(RIAUONLINE.CO.ID/AZHAR SAPUTRA)

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Usai berpolemik dengan Pemerintah Kota Pekanbaru serta ratusan eks buruh kebersihannya, PT Multi Inti Guna (MIG) mulai membuka suara menerangkan duduk permasalahan sampah yang menumpuk sejak dua bulan terakhir.

 

Selama polemik sampah di Pekanbaru terus bergulir, tak satupun petinggi PT MIG dapat dimintai konfirmasi atas segala tuduhan negatif kepadanya. Salah satunya tuduhan PT MIG sebagai biang kerok menumpuknya sampah di Pekanbaru.

 

General Manajer PT Multi Inti Guna, Yudi Syafrudin menerangkan alasan PT MIG tak mau bersuara lebih awal dalam polemik sampah tersebut karena dirinya tak mau posisinya dianggap memiliki kepentingan politis, sehingga akan memunculkan banyak pihak yang memanfaatkan masalah itu. (KLIK: Merasa Ditipu, PT MIG Gugat Pemko Pekanbaru)

 

"Alasan kita tak mau berpolemik di awal adalah terlalu banyak pihak yang sengaja mengambil keuntungan politik mereka dengan adanya kasus tersebut," kata Yudi kepada RIAUONLINE.CO.ID, Rabu, 13 Juni 2016.


 

Membaca situasi yang sensitif tersebut, Yudi memutuskan untuk tak mau memperkeruh tendensi politis yang pada awal mula kasus bergulir.

 

"Sebentar lagi ada pemilihan kepala daerah, kita tak mau sikap atau langkah yang kita ambil dianggap bermuatan politik atau menyebabkan banyak pihak memanfaatkannya. Maka kita memilih menunggu," pungkas Yudi. (BACA: Merasa Ditipu, PT MIG Gugat Pemko Pekanbaru)

 

Dalam sikap yang mereka ambil, PT MIG menilai Pemerintah Kota Pekanbaru melalui Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) merupakan sebab utama polemik sampah ini berlangsung. Bukan PT MIG.

 

Menurut Yudi, dalam kasus yang terus berjalan hingga kini, PT MIG hanya dijadikan kambing hitam oleh Pemko Pekanbaru supaya masyarakat menilai Pemko tak memiliki andil apa-apa dalam polemik sampah ini.

 

"Pemko selama ini terkesan mencari-cari kesalahan kami sehingga dalam setiap pernyataan yang mereka keluarkan ke khalayak selalu menyudutkan kami," terang Yudi.