Begini Kronologi F-16 TNI AU 'Usir' Hercules Malaysia dari Natuna

F-16-TNI-AU.jpg
(DISPENAU/PEN LANUD RANAI/ANGKASA)



RIAU ONLINE - Satuan Radar (Satrad) 212 Ranai dan Satrad 213 Tanjungpinang, pada Sabtu 25 Juni 2016 sekitar pukul 10.00 WIB menangkap sasaran tak dikenal di udara dan mengarah ke Natuna, Kepulauan Riau.

 

Setelah dilakukan pemeriksaan oleh Personel Satrad 212 dan Satrad 213 berdasarkan Laporan Sasaran-X (Lasa-X) ternyata penerbangan tersebut belum memiliki izin. Bahkan, sasaran berupa pesawat itu juga mematikan transpondernya saat mendekati Natuna.

 

Sebagaimana dilansir dari Angkasa, Usai personel satrad melakukan penelusuran data di layanan online fightradar24, diketahui Lasa-X merupakan pesawat C-130 Hercules milik Angkatan Laut Malaysia yang terbang dari Subang, Malaysia.

 

Pada pukul 10.37 WIB Panglima Komando Sektor Pertahanan Udara Nasional (Pangkosekhanudnas) I Jakarta memerintahkan Komandan Skadron Udara 16 Lanud Roesmin Nurjadin yang saat itu tengah memimpin flight F-16 di Natuna untuk segera melakukan identifikasi.

BACA JUGA: Terobos Natuna, F16 TNI AU Usir Pesawat Malaysia

 

Kemudian, Skadron Udara 16 dengan armada F-16C/D-52ID dan F-16A/B menyiapkan dua pesawat untuk melaksanakan intersepsi. Dua F-16 masing-masing diterbangkan oleh Komandan Skadron udara 16 Komandan Skadron Udara 16 Letkol Pnb Nur Alimi (TS-1608) dan Lettu Pnb Nehemia Anang (TS-1610) pada pukul 10.56 WIB menuju lokasi sasaran sesuai panduan dari Satrad 212.

 

TS-1610

TS-1610 usai mendarat dan kembali ke pangkalan di Lanud Ranai (Sumber: DISPENAU/PEN LANUD RANAI/ANGKASA)

 


 

Pada pukul 11.04 WIB, kedua F-16 berhasil mengidentifikasi sasaran secara visual. Benar saja, sasaran adalah C-130 Hercules milik Angkatan Udara Malaysia yang saat itu terbang terbang di ketinggian 23.000 kaki di atas permukaan laut.

 

TS-1608

TS-1608 saat mendarat dan kembali ke pangkalan di Lanud Ranai. (Sumber: DISPENAU/PEN LANUD RANAI/ANGKASA)

 

Kedua pilot F-16 mencoba melakukan komunikasi dengan pesawat C-130 Hercules, namun tidak mendapat jawaban. Akhirnya, kedua F-16 melakukan tindakan membayang-bayangi C-130 dan 'mengantarnya' keluar dari wilayah udara Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

 

Lettu Pnb Nehemia Anang

Lettu Pnb Nehemia Anang turun dari kokpit TS-1610 usai melaksanakan misi pengusiran pesawat C-130 Hercules Malaysia (Sumber: DISPENAU/PEN LANUD RANAI/ANGKASA)

 

Setelah C-130 meninggalkan wilayah udara Indonesia, kedua F-16 kembali ke Lanud Ranai pada pukul 12.02 WIB. Kedua pilot disambut Danlanud Ranai Kolonel Pnb Nurtantio Affan dan Bupati Natuna H. Hamid Rizal.

 

Danlanud Ranai

Danlanud Ranai Kolonel Pnb Nurtantio Affan dan Bupati Natuna H. Hamid Rizal menyambut kedua penerbang F-16 Skadron Udara 16 Letkol Pnb Nur Alimi dan Lettu Pnb Nehemia Anang (Sumber:DISPENAU/PEN LANUD RANAI/ANGKASA)

 

Kepala Dinas Penerbangan Angkatan Udara Marsma TNI Wieko Syofyan membenarkan bahwa dua F-16 TNI AU telah 'mengusir' pesawat C-130 Malaysia karena memasuki ruang udara Indonesia tanpa izin. Namun ia tidak menyebut langkah itu sebagai pencegatan. “Hanya memberikan peringatan saja,” ujarnya.

 

Pertanyaannya, mau apa pesawat Hercules Malaysia terbang mengarah ke Natuna tanpa izin? Lalu, mengapa Hercules Malaysia tidak menjawab panggilan dari pilot F-16 TNI AU?

 

Saat ini, pemerintah Indonesia tengah meningkatkan pembangunan pertahanan di Natuna dan pulau-pulau terdepan lainnya.

 

Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline