Hadapi MEA, Etos Tenaga Kerja Riau Masih Buruk

DEMO-BURUH.jpg
(INTERNET)

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Dinas Tenaga kerja, Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Riau mengkritik tenaga kerja lokal masih bermasalah pada attitude dan etos kerja yang dimiliki. Hal ini merupakan masalah fatal yang dimiliki oleh seorang tenaga kerja.

 

Kepala Disnakertrans Riau, Rasyidin khawatir hal ini akan berdampak buruk pada tenaga kerja lokal dalam iklim Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).

 

"Persoalan tenaga kerja kita yang paling besar bukan pada kompentensi teknis. Kalau kompetensi kita cenderung rata-rata dengan mereka. Tapi kita punya masalah yang buruk pada etos kerja dan attitude yang merupakan hal yang sama pentingnya dalam dunia kerja, apalagi MEA ini," jelas Rasyidin, Sabtu (2/1/2015). (KLIK: Pentingnya Sertifikasi Profesi Dalam Menghadapi MEA)

 



Untuk mengatasi hal ini, Rasyidin akan mengubah pola standarisasi yang akan diterapkan pada lembaga sertifikasi profesi yang ada di Riau. Rasyidin akan membalikkan rasio sektor yang harus dipersiapkan oleh lembaga sertifikasi.

 

"Jika biasanya lembaga sertifikasi kita mempersentasekan 70 persen untuk kompetensi dan 30 persen untuk etos kerja dan attitude, maka kita akan balik rasio persentasenya menjadi 70 persen untuk etos kerja dan attitude sedangkan kompetensi cukup 30 persen saja," urai Rasyidin kepada RIAUONLINE.CO.ID, Sabtu (2/1/2015).

 

Rasyidin memberikan contoh buruknya etos kerja tenaga kerja lokal pada sektor birokrasi. Ia melihat selama ini banyak para tenaga kerja PNS maupun honorer lebih banyak Ngegosip, mangkir kerja, terlambat dan pelanggaran attitude lainnya yang dianggapnya fatal dalam persaingan ekonomi global seperti sekarang ini.

 

"Lihatlah misalnya tenaga kerja kita banyak sekali yang mangkir kerja karena menghadiri persepsi pernikahan rekan kerja atau saudara, atau yang terlambat masuk hingga hitungan jam. Ini sangat buruk bagi citra tenaga kerja kita. Silahkan dicek dalam sebulan itu berapa kali mereka minta izin hanya untuk menghadiri resepsi pernikahan. Sering sekali," keluhnya. (BACA: Tahun 2016, Harga CPO dan Karet Berpotensi Turun)

 

Rasidin khawatir jika tak ada perbaikan dilakukan oleh tenaga kerja kita maka besar kemungkinan tenaga kerja lokal tidak akan dipakai perusahaan maupun instansi di Riau maupun luar negeri. "Karena perusahaan akan menerima pekerja yang bisa disiplin dan menghasilkan produktifitas lebih ketimbang yang banyak masalahnya," tandasnya.