Serapan Anggaran Riau Masih 30,6 Persen

Fitra-Riau.jpg
(INTERNET)

RIAUONLINE, PEKANBARU – Serapan anggaran APBD Riau tahun 2015 hingga pertengahan September 2015 hanya 30,6 persen. Rendahnya serapan ini berdampak terhambatnya rencana pembangunan di Riau.

 


Staf Ahli Pemerintah Riau, Fairuzel Gazali pesimis anggaran dapat terserap secara maksimal. Menurutnya, rendahnya serapan anggaran ini disebabkan banyak faktor. (KLIK: KPK Periksa Politikus PAN Terkait Suap APBD Riau)



“Banyak faktor yang jadi penyebab serapan anggaran APBD Riau tahun ini sangat rendah. Seperti adanya perubahan nomenklatur dalam tubuh kementrian sehingga ada proses administrasi yang harus diubah dan dikoordinasikan dengan nomenklatur yang baru. Kedua adanya pemindahan pimpinan jabatan di beberapa SKPD dan kepala daerah di beberapa kabupaten kota sehingga kewenangannya sangat terbatas,” ujar Fairuzel dalam Rakor Dewan Perwakilan Daerah asal Riau bersama pemangku jabatan Riau, Rabu (30/9/2015) siang. (BACA: FITRA: Silpa APBD 2015 Diprediksi Rp 5 Triliun)




Selain itu kata dia, belum di sahkannya Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Riau hingga kini sejak tahun 2012 lalu sehingga anggaran juga terhambat untuk dilakukan pembangunan. (LIHAT: Suap APBD, Kirjuhari Ditahan KPK)

 

"Lalu terlambatnya pengadaan barang dan jasa hingga pelelangan proyek pembangunan di Riau menjadi alasan lain yang mengakibatkan rendahnya serapan anggaran di Riau.” (INFO: Soal Asap, Walhi: Tak Satupun Program Jokowi Berjalan



Padahal pada tahun 2015 ini, APBD Riau mengalami peningkatan pendapatan dari tahun sebelumnya. Jika tahun 2014 APBD Riau hanya berkisar sebesar 8 Triliun, tahun 2015 naik menjadi 10,7 Triliun. Provinsi Riau bahkan menjadi salah satu Provinsi dengan serapan anggaran terendah se-Indonesia. Hal ini dilaporkan pada pertemuan Gubernur se-Indonesia dengan Menteri Dalam Negeri beberapa waktu lalu. (KLIK: Digertak Jakarta, Tokoh Riau Lari Terbirit-birit)



Koordinator Forum Indonesia Untuk Transparansi Anggaran (Fitra) Riau, Usman meragukan serapan anggaran tahun ini dapat melebihi 50 persen. “Dengan keadaan yang seperti ini, jangankan sampai optimal 100 persen, sampai 50 persenpun saya ragu,” kata Usman.