Berdiri Sejak 1856, Hotel Tertua Ini Jadi Saksi Bisu Penjajahan di Indonesia

Hotel-Salak-The-Heritage.jpg
(Tiket.com)

RIAU ONLINE - Saat ini traveler dapat dengan mudah menemukan hotel untuk menginap selama berlibur sesuai dengan kebutuhan dan dana yang dipersiapkan. Mulai dari hotel non-bintang hingga bintang 5.

Tapi tahukah kamu? Ada sejumlah hotel 'sepuh' yang masih beroperasi hingga kini di Indonesia.

Kendati bangunannya dan seperti dulu karena sudah mengalami renovasi, jejak sejarah hotel tertua di Indonesia ini tidak akan hilang. Satu di antaranya ada di Bogor yang sudah berusia lebih dari 100 tahun.

Hotel Salak yang dibangun pada 1856 menjadi saksi bisu perjalanan panjang bangsa Indonesia di era-50-an hingga sekarang.

Dilansir dari kumparan, Kamis, 5 Januari 2023, sepak terjang hotel ini di industri perhotelan pun terbilang cukup lama. Jika dihitung, Hotel Salak kini diperkirakan sudah berusia 167 tahun atau lebih dari 1,5 abad.

Hotel yang letaknya tidak jauh dari Istana Bogor ini dahulunya adalah rumah penginapan dan menjadi salah satu bangunan peninggalan kolonial yang berdiri sejak masa penjajahan.

Pembangunannya pun dilakukan bersamaan dengan renovasi yang dilakukan di Istana Bogor yang dahulu dikenal sebagai Paleis Buitenzorg pada masa pemerintahan kolonial Hindia Belanda. Rumah penginapan itu dibanguna atas inisiasi Albertus Jacobus Duymaer van Twist, Gubernur Jenderal Hindia Belanda yang menjabat pada tahun 1851-1856.

Kala itu, sang gubernur hendak merenovasi istana lama yang rusak akibat gempa. Ia pun mendesain ulang bentuk istana dengan arsitektur bergaya Eropa abad pertengahan.

Albertus kemudian mengelola rumah penginapan yang kini dikenal dengan Hotel Salak The Heritage.

Hotel Salak sebelum dikenal dengan namanya sekarang, sebenarnya sempat beberapa mengalami pergantian nama.



Dahulu, Hotel Salak dikenal dengan nama Biennenhof Hotel yang difungsikan sebagai tempat peristirahatan para tamu kenegaraan, serta pengusaha Hindia-Belanda. Hotel ini juga menjadi tempat rapat pemerintahan di masa itu.

Pada 1913 tempat penginapan itu diambil alih perusahaan NV American Hotel dan dilakukan perubahan nama. Kendati telah berganti kepemilikan, hotel ini tetap mengalami kebangkrutan.

Kemudian pada 1922, hotel ini kembali berganti nama menjadi Hotel Dibbets usai dilikuidasi oleh E A Dibbets, seorang manajer yang bisa juga pemilik saham NV American Hotel.

Selanjutnya pada 1932, Hotel Salak berganti nama lagi menjadi Hotel Bellevue-Dibbets. Saat itu pemiliknya adalah keluarga Gubernur Jenderal Charles Ferdinand Pahud de Mortanges.

Hotel Salak The Heritage dalam perjalanannya pernah menjadi markas militer Jepang. Namun, pendudukan Jepang di Indonesia yang hanya tiga tahun membuat hotel ini kembali ke pelukan Ibu Pertiwi.

Ketika itu Hotel Salak The Heritage belum mendapat perhatian lantaran tengah terjadi masa transisi. Pada 1950 bangunan hotel pun direnovasi dan mendapatkan nama baru yang hingga kini dikenal sebagai Hotel Salak The Heritage.

Hotel Salak The Heritage kini masuk cagar budaya dan Situs Hotel tertua yang tersisa di Kota Bogor, serta telah menjadi saksi perjalanan sejarah Kota Bogor di zaman penjajahan sampai sekarang.

Kini, Hotel Salak The Heritage telah bertransformasi menjadi hotel mewah dan modern tanpa meninggalkan nilai sejarahnya.

Menurut laman resminya, Hotel Salak The Heritage menawarkan akomodasi sejumlah 140 kamar, dengan 8 tipe kamar mewah dan nyaman.

Beberapa tipe kamarnya, mulai dari Colonial Presidential Suite, Colonial Super Executive, Colonial Executive Heritage, Salak View, Deluxe Suite, Deluxe, Superior, dan juga Standard.

Untuk tipe kamar Superior hingga Colonial Presidential Suite sudah dilengkapi dengan bathtub. Semua jenis kamar juga sudah dilengkapi AC, shower air panas dan dingin, WiFi, telepon, televisi, hingga coffee maker.

Buat kamu yang ingin menginap di sini, Hotel Salak the Heritage dibanderol mulai dari Rp 700 ribuan. Hotel ini berada Jl. Ir. H. Juanda No.8, Bogor, Jawa Barat, Indonesia.

Tertarik menginap di hotel tertua di Indonesia?