RIAU ONLINE, PEKANBARU - Sepasang muda-mudi mengenakan seragam berwarna putih-abu tampak duduk bersandingan di kursi panjang yang terbuat dari semen. Keduanya bercengkerama mesra sambil berpegang tangan. Sementara itu di sisi tepi danau, ada beberapa pasang muda-mudi lagi yang duduk terpisah-pisah menghadap danau yang dikenal dengan nama Danau Buatan.
Danau Buatan atau yang diperkenalkan namanya oleh pemerintah dengan nama Danau Bandar Kayangan ini terletak di daerah tepian Kota Pekanbaru. Tepatnya di Jaan Pramuka, Kelurahan Limbungan, Kecamatan Rumbai. Jarak tempuh dari pusat kota hingga ke lokasi tak membutuhkan waktu lama. Tak sampai sejam, masyarakat sudah sampai di lokasi.
Dari tepi jalan Pramuka tak sulit menemukannya. Di tepi jalan sebelah kiri gerbang besar adalah gerbang masuknya. Dulu awal pembangunan di gerbang ini ada tulisan besar terbuat dari lempengan logam bertuliskan,'Danau Bandar Kayangan' namun tulisan tersebut kini sudah hilang. Warga setempat bahkan tak menyadari sejak kapan tulisan tersebut lesap dari tempatnya semula.
Dari gerbang tersebut pengunjung tinggal mengikuti jalan aspal hingga ke lokasi. Jaraknya hanya berkisar dua kilometer saja hingga sampai di pos penjagaan. Untuk tarif, pengunjung cukup membayar Rp5 ribu untuk satu motor dan Rp10 ribu tarif untuk mobil.
RIAUONLINE.CO.ID/ZUHDY FEBRIYANTO
Dari pos tersebut pengunjung sudah bisa melihat langsung deretan kursi besi panjang dengan warna yang beragam. Di sisi muka kursi berwarna tersebut ada semacam panggung besar berkanopi yang difungsikan sebagai pentas sebuah acara atau pergelaran. Di belakang panggung tersebut, pengunjung sudah dapat melihat langsung bentangan Danau Bandar Kayangan yang terlihat tenang dan asri.
RIAUONLINE.CO.ID/ZUHDY FEBRIYANTO
Namun ketika diperhatikan lebih dekat, tampak destinasi wisata ini tak lagi dirawat dengan baik oleh Pemko Pekanbaru. Kursi berwarna tersebut sudah terlihat banyak yang berkarat dan pudar warnanya. Sampah dari pandangan mata juga terlihat di sana-sini. Minim pembersihan walaupun penjaga berucap taman tersebut masih rutin dibersihkan. "Tiap pagi, petugas dinas kebersihan masih membersihkan taman ini," kata petugas.
RIAUONLINE.CO.ID/ZUHDY FEBRIYANTO
Sepasang muda-mudi yang menjadi salah satu pengunjung juga mengeluhkan fasilitas yang tak lagi layak untuk dinikmati oleh pengunjung. Sarana permainan seperti ayunan, jungkat-jungkit, seluncuran dan lain sebagainya sudah tampak kotor, berkarat dan rusak. Hanya beberapa saja yang masih bisa digunakan. Namun kotor sehingga Anto dan pasangannya enggan bermain disitu dan memilih duduk di tepian danau.
RIAUONLINE.CO.ID/ZUHDY FEBRIYANTO
"Tamannya sudah persis taman hantu. Sepi dan tak terawat. Sayang sekali," tutur Anto kecewa mendapati fasilitas yang minim merawatan.
RIAUONLINE.CO.ID/ZUHDY FEBRIYANTO
Selain itu taman ini juga memiliki fasilitas Flying Fox yang cukup tinggi namun kini juga ditinggalkan hingga sebagian tali temalinya sudah putus karena lapuk. Juga kayu-kayu yang dijadikan sebagai pijakan kaki jembatan di pepohonan setinggi sepuluh meteran ini.
Di lahan wisata ini terdapat tiga MCK yang tersebar. Namun hanya satu tempat yang berfungsi. Sisanya sudah jorok dan rusak tak bisa lagi digunakan sehingga menyulitkan pengunjung untuk ke kamar mandi.
Wajar jika pengunjung kecewa dan menyayangkan kepedulian Pemko Pekanbaru yang minim terhadap Danau Bandar Kayangan ini. Padahal, jika dikelola dengan baik dan konsisten, Danau Bandar Kayangan ini bisa menjadi destinasi wisata andalan yng dipunya Pekanbaru mengingat potensi danau Kayangan yang bersih, asri, indah dan luas bisa menjadi daya tarik yang besar.
Penjaga mengatakan sudah lama memang tempat wisata ini tak dilakukan perawatan secara insentif selain hanya rutinitas pembersihan sampah sisa bawaan pengunjung. "Dari awal sampai sekarang tak pernah diraawat atau dilakukan peremajaan. Yang sekarang ini ya dari baru hingga sekarang seperti ini," jelas salah seorang penjaga yang tak mau namanya disebut.
Danau ini dipromosikan oleh Pemerintah Kota Pekanbaru sebagai destinasi wisata lokal yang bisa dikunjungi warga Pekanbaru. Destinasi ini dibuat pada tahun 2011 untuk memberikan alternatif pada masyarakat Pekanbaru yang sebagian besar melakukan eksodus ke provinsi tetangga, Sumatera Barat ketika musim libur tiba.
Danau Bandar Kayangan ini rencana awal Pemko Pekanbaru akan dipromosikan pada investor untuk dikelola dan dikembangkan. Namun tak ada yang berminat karena investor merasa jumlah penduduk kota Pekanbaru kurang dari target minimum yang mereka inginkan untuk menaruh investasi.
Ketiadaan investasi kemudian membuat destinasi wisata berpotensi baik menjadi terbuang dan tak dipedulikan. Hal ini berbanding terbalik dengan ucapan pemerintah daerah baik provinsi dan kota yang hendak jadikan Riau sebagai daerah destinasi wisata.
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline