Ketua Forikan Siak, Rasidah saat Penyuluhan Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan bagi Kader Posyandu se-Kabupaten Siak, di Gedung Kesenian, Minggu, 25 Agustus 2024
(Dok. Pemkab Siak)
RIAU ONLINE, SIAK - Ketua Forum Peningkatan Konsumsi Ikan (Forikan) Kabupaten Siak Rasidah, edukasi masyarakat untuk gemar makan ikan karena memiliki sumber nutrisi yang baik dan mengandung omega 3, serta kalsium yang baik untuk pertumbuhan.
Kandungan ikan, juga sangat baik bagi kecerdasan anak dan remaja. Oleh karena itu, peran ibu dalam keluarga sangat penting penyajian makanan setiap harinya.
"Diusahakan menu makanan yang dihidangkan untuk keluarga terdapat olahan dari ikan setiap hari ya ibu-ibu,” kata Rasidah, saat membuka lomba penyuluhan Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan) bagi Kader Posyandu se-Kabupaten Siak, di Gedung Kesenian, Minggu, 25 Agustus 2024.
Pada kegiatan tersebut juga digelar lomba pembuatan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) berbahan dasar serba ikan tahun 2024 oleh Forikan Kabupaten Siak kerjasama dengan PT Bumi Siak Pusako (BSP). Dengan harapan konsumsi ikan di masyarakat meningkat.
“Ini dapat dimulai dari lingkungan keluarga khususnya anak-anak. Karena keluarga bagian terkecil dari masyarakat,” kata dia.
Ia menambahkan di negara-negara maju protein asal ikan menjadi pilihan utama dari menu makanan sehari-hari yang selanjutnya menghasilkan sumber daya manusia yang sehat dan cerdas.
“Kami mendorong PKK, Porikan, kader Posyandu serta kaderisasi di masyarakat lainnya. Mensosialisasikan gerakan konsumsi ikan yang aman, sehat dan bermutu di tengah-keluarga terutama anak-anak,” sebutnya.
Karena, menciptakan generasi yang unggul sebagai penerus bangsa dapat dilakukan melalui peningkatan konsumsi makanan berbahan ikan di tengah masyarakat.
Ia meminta kader posyandu menyajikan menu kepada anak-anak tidak hanya protein nabati saja, namun di tambah menu protein hewani.
“Posyandu saat melakukan penimbangan balita menyediakan PMT (Pemberian Makanan Tambahan) tidak hanya protein nabati saja seperti kacang hijau, namun harus ditambah juga dengan protein hewani,” pintanya.
Rendahnya kesadaran masyarakat terhadap konsumsi gizi seimbang, menyebabkan tingginya kasus stunting di Kabupaten Siak pada 2022 lalu, di angka 22 persen.
“Alhamdulillah, saat ini angka sunting kita turun jadi 10.4 persen. Tentu menurunnya angka tengkes ini, berkat kerjasama kita semua. Yang akhirnya Pemkab meraih penghargaan tingkat nasional penurunan stunting terendah di Indonesia,” tutupnya.(Infotorial Pemkab Siak)