RIAU ONLINE, SIAK - Musim kemarau tahun ini sangat berdampak bagi petani di Kabupaten Siak, Riau. Para petani sulit mendapatkan air hingga menyebabkan beberapa petani mengalami tunda tanam padi dan terancam gagal panen.
Hal tersebut dialami petani di Kampung Langsat Permai, Kecamatan Bungaraya, Siak. Musim tanam padi kali ini tidak seluruh petani bisa melakukan proses tanam serentak dikarenakan tidak ada air di saluran sekunder dan tersier.
Rudi, seorang petani menyebutkan, Kampung Temusai memiliki area persawahan sekitar 309 hektare terdiri dari padi dan hortikultura.
Rudi mengungkap hampir seluruh petani mengalami kesulitan pada musim tanam padi kali ini. Musim kemarau menyebabkan 30 persen petani di Langsat Permai mengalami tunda tanam hingga terancam gagal panen.
Sedang 70 persen lainnya sudah melakukan tanam padi lebih awal. Petani yang sudah tanam lebih awal menggunakan air yang tersisa di parit sawah. Bahkan ada yang rela kerja dua kali demi bisa tanam.
"Kita sedot pakai mesin besar dari parit saluran Sungai Siak ke parit sawah, kemudian dari parit sawah kita naikkan ke sawah pakai mesin kecil. Repot, tapi mau gimana lagi, derita petani kalau pas musim kemarau ya kayak gini," ucap Rudi kepada RIAU ONLINE, Selasa 30 Juli 2024.
Tanaman padi yang berusia 30 hari, saat ini membutuhkan air untuk perawatan pupuk dan penyemprotan. Dikarenakan tidak ada air di parit sawah, Rudi dan petani lain membawa air menggunakan jerigen dari rumah ke sawah untuk semprot padi. Namun, hal berbeda dirasakan 30 persen petani yang mengalami tunda tanam.
"Lihat sendiri ke sawah petani yang sempat tunda tanam, padi mereka saat ini usia sekitar 10-20 hari, di usia itu sangat membutuhkan air untuk mengeluarkan akar padi supaya nancap di tanah. Karena nggak ada air sekarang padi mereka mulai menguning, pertumbuhannya lambat. Kalau beberapa minggu ke depan nggak ada hujan bisa jadi padi mereka mati," ungkapnya.
Tidak hanya itu, tanah di persawahan dan parit di Kampung Langsat Permai saat ini mulai retak-retak.
Petani Kampung Langsat Permai berharap ada solusi dari Pemerintah Daerah Kabupaten Siak, untuk membantu mengatasi soal air.
"Kami hanya bisa pasrah sambil nunggu hujan, mau gimana lagi memang lagi musim kemarau, tapi kalau bisa pemerintah andillah, minimal gali parit kami supaya tidak dangkal lagi, jadi kalau pas hujan bisa nampung air lebih banyak," harap Rudi.