Ratusan Balita Pekanbaru Alami Stunting, Pemko Butuh Puluhan Miliar untuk Tangani

Stunting4.jpg
(istimewa)

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Kasus stunting atau gangguan pertumbuhan terhadap anak masih menjadi perhatian. Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Disdalduk KB) Kota Pekanbaru mencatat persentase stunting mencapai 8,7 persen.

Angka tersebut dinilai lebih baik dari jumlah stunting Provinsi Riau yaitu sebesar 13,6 persen. Meski begitu, masih ada 221 balita stunting tersebar di 15 kecamatan.

Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru, tahun ini masih berupaya menurunkan jumlah kasus stunting. Mereka membutuhkan anggaran hingga puluhan miliar untuk menurunkan jumlah penderita stunting. 

Sekretaris Daerah Kota Pekanbaru Indra Pomi Nasution mengatakan, Pemko Pekanbaru berhasil menurunkan stunting secara drastis pada tahun lalu. Namun, pemko harus mengucurkan anggaran hingga Rp42 miliar.

"Penangangan stunting ini dijabarkan dalam 16 program dan 17 kegiatan dengan pagu sebesar Rp42,03 miliar. Usaha tersebut berhasil menurunkan angka prevalensi stunting dari 16,8 persen menjadi 8,7 persen," kata Indra Pomi Nasution.



Ia menuturkan, upaya pencegahan stunting dilakukan mulai dari memperhatikan remaja putri, calon pengantin (catin), ibu hamil, dan anak bawah lima tahun dengan berbagai program.

Pencegahan stunting diawali dengan pemberian tablet penambah darah pada remaja putri dan ibu hamil. Hal ini guna pencegahan anemia yang akan berdampak terjadinya kasus stunting baru.

"Dinas Kesehatan juga melakukan pemeriksaan kesehatan serta edukasi terkait kesehatan reproduksi pada calon pengantin, melakukan skrining anemia pada remaja putri ibu hamil dan calon pengantin. Kemudian, pemberian makanan tambahan pada ibu hamil dan balita untuk memenuhi kecukupan gizi," paparnya.

Kemudian, pemeriksaan kesehatan ibu hamil dilakukan dengan USG di puskesmas. Pemberian imunisasi dasar lengkap pada balita, serta promosi kesehatan secara masif di masyarakat.

Indra mengatakan, pemerintah kota juga melakukan upaya penyehatan lingkungan dan menyediakan jaminan kesehatan bagi masyarakat yang membutuhkan. Diskes juga memberikan pelatihan bagi para tenaga kesehatan (nakes) dalam penanganan kasus stunting.

"Dinas kesehatan juga telah menyediakan layanan serta rujukan untuk kasus stunting yang bekerja sama dengan rumah sakit pemerintah dan swasta," sebutnya.