Koruptor PON, Rusli Zainal Jadi Ketua Kontingen PON Riau, M Rawa El Amady: Contoh Buruk

Mantan-Gubernur-Riau-Rusli-Zainal.jpg
(warta kota)

RIAU ONLINE, PEKANBARU-Penunjukan mantan Gubernur Provinsi Riau Rusli Zainal (RZ) sebagai Ketua Kontingen PON Riau XXI 2024 dinilai merupakan contoh buruk bagi masyarakat.

Latar belakang RZ yang pernah ditahan akibat kasus suap kehutanan dan proyek PON Riau tahun 2012 hingga divonis 14 tahun penjara dan denda Rp1 miliar subsider 6 bulan penjara, kemudian kembali ditunjuk sebagai Ketua Kontingen Riau seolah-olah menyampaikan kepada masyarakat bahwa koruptor masih bisa berkarier di Pemprov Riau. 

"Dengan tindakan Pj Gubernur SF Hariyanto menunjuk RZ sebagai Ketua Kontingen PON Riau, menjadi justifikasi bagi pejabat lain untuk melakukan hal serupa. Begitupun menjadi contoh bagi pelaku korupsi untuk mendesak penjabat lain agar diberi jabatan karena hubungan yang telah terbina selama ini," ujar Pengamat Politik M Rawa El Mady, Senin, 11 Maret 2024.

Menurutnya, apa yang dilakukan oleh SF Hariyanto adalah pertimbangan balas jasa karena merasa dia pernah dibesarkan oleh RZ. 

"Masyarakat juga akan mendapatkan contoh bahwa koruptor masih bisa menempati jabatan tertentu, meskipun hanya ketua kontingen. Seolah-olah tidak apa-apa korupsi, masih bisa punya jabatan," jelasnya.

Sebelumnya disampaikan, Pj Gubernur Provinsi Riau, SF Hariyanto menunjuk mantan Gubernur Provinsi Riau periode 2003-2008 dan 2008-2013, Rusli Zainal sebagai Ketua Kontingen Riau untuk Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI di Aceh- Sumatera Utara pada September 2024.



Padahal, Rusli Zainal merupakan mantan gubernur yang pernah tersandung kasus suap kehutanan dan proyek PON Riau tahun 2012 hingga divonis 14 tahun penjara dan denda Rp1 miliar subsider 6 bulan penjara.

Manager Advokasi & Riset Fitra Riau, Taufik menilai keputusan yang diambil Pj Gubernur Riau saat ini adalah sikap balas budi yang salah. Ia berharap penunjukan Rusli bukanlah demi kepentingan politik semata. 

"Ini adalah balas budi yang salah. Apa yang dilakukan SF semoga tidak berlandaskan balas budi dan kepentingan politik dan Pilkada tahun ini," ujarnya, Sabtu, 9 Maret 2024.

Menurutnya, meskipun Rusli Zainal sudah bebas, tapi ingatan publik tidak mungkin lupa begitu saja. Apalagi, rekam korupsi Rusli Zainal sebelumnya juga bersangkutan dengan PON. 

"Padahal banyak tokoh-tokoh yang mungkin bisa diamanahkan sebagai ketua kontingen yang mungkin lebih kapabel (cakap, mahir, mampu, red) dan tak punya catatan khilaf di masa lalu," jelasnya.

Selain itu, ia menyebut keputusan SF Hariyanto menunjuk Rusli Zainal juga seakan menujukan bahwa tak ada satupun 'Orang Riau' yang layak sehingga hanya bisa memilih Rusli Zainal.

"Memberikan ruang kesempatan kepada Rusli Zainal ini juga berarti, SF Hariyanto mengingatkan kembali citra buruk Riau dalam menggelar PON Tahun 2012, ketika Rusli sebagai gubernur," jelasnya.

Pihaknya berharap, SF Hariyanto menarik kembali SK penunjukan tersebut dan memilih sosok yang tepat untuk membawa kemenangan Kontingen PON Riau pada September 2024 mendatang. 

"Sebaiknya SF selaku Pj Gubernur Riau fokus membenahi gedung-gedung peninggalan PON yang banyak rusak saat ini dan menyempurnakan bangunan yang pembangunannya belum sempurna ketika di bangun oleh Rusli Zainal. Tarik SK penunjukan Rusli Zainal dan pilih orang yang tepat," pungkasnya.