RIAU ONLINE, PEKANBARU-Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Provinsi Riau mengalami inflasi year on year sebesar 2,50 persendengan indek harga konsumen sebesar 116,90 sepanjang Desember 2023.
Dari tiga kota IHK di Provinsi Riau, semua kota mengalami inflasi y-on-y dengan angka tertinggi terjadi di Kota Dumai sebesar 2,78 persen, Pekanbaru 2,50 persen dan Tembilahan 1,53 persen.
"Meski secara bulan ke bulan, Pekanbaru dan Tembilahan mengalami kenaikan masing-masing 0,21persen dan 0,11 persen, Dumai justru mengalami deflasi sebesar 0,03 persen ,” ujar Kepala BPS Provinsi Riau, Asep Riyadi, Selasa 2 Januari 2024.
Ia menjelaskan, komoditas dominan memberikan andil/sumbangan inflasi y-on-y pada Desember 2023, antara lain: cabai merah, beras, rokok kretek filter, mobil, emas perhiasan, sewa rumah, kontrak rumah, bawang merah, gula pasir, bawang putih, angkutan udara, kentang, dan bayam.
Sedangkan, secara m-to-m komoditas sumbangan inflasi pada Desember 2023, antara lain: bawang merah, angkutan udara, tomat, emas perhiasan, bayam, ayam hidup dan beras.
"Di sisi lain komoditas yang memberikan andil/sumbangan deflasi m-to-m, antara lain: cabai merah, cabai rawit, ikan serai, kentang, dan udang basah," tukasnya.
Ia menrincikan, Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran, yaitu kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 4,96 persen, diikuti kelompok transportasi sebesar 2,92 persen, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 2,17 persen, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 1,36 persen, kelompok kesehatan sebesar 1,32 persen, kelompok pendidikan sebesar 1,10 persen, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 1,00 persen, kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,70 persen, kelompok rekreasi, olahraga dan budaya sebesar 0,35 persen dan kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,12 persen.
"Satu kelompok lainnya mengalami deflasi y-on-y, yaitu kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,04 persen," tuturnya.
Sementara, dari 24 kota di Sumatera yang menghitung IHK, seluruh kota mengalami inflasi y-on-y, dengan inflasi y-on-y tertinggi terjadi di Kota Tanjung Pandan sebesar 3,80 persen, diikuti oleh Kota Bandar Lampung sebesar 3,52 persen dan Kota Jambi sebesar 3,27 persen.
Inflasi y-on-y terendah terjadi di Kota Meulaboh sebesar 1,42 persen.