Ekspor Melesat, Nilai Impor Riau Turun 44,45 Persen

BPS-Riau2.jpg
(YouTube)

RIAU ONLINE, PEKANBARU-Badan Pusat Statistik Provinsi (BPS) Riau mendata nilai impor Riau Juni 2023 sebesar US$ 126,99 juta mengalami penurunan sebesar  44,45 persen dibanding impor Mei 2023. 

Berbanding terbalik, Nilai Ekspor Riau Juni 2023 sebesar US$ 1,70 miliar, mengalami kenaikan 20,64 persen dibanding ekspor Mei 2023. 

 

Plh Kepala BPS Riau, Ajid Hajiji mengatakan untuk impor nonmigas Juni 2023 sebesar US$ 122,33 juta juga mengalami penurunan sebesar 37,39 persen dibanding impor 

nonmigas Mei 2023. 

 

"Secara kumulatif nilai impor Riau Januari-Juni 2023 sebesar US$ 1,29 miliar atau mengalami penurunan sebesar 8,26 persen dibanding periode yang sama tahun 2022, sedangkan impor nonmigas mencapai US$ 1,21 miliar atau mengalami penurunan sebesar 7,78 persen," ujarnya, Selasa 18 Juli 2023. 

 

Total nilai impor nonmigas dari 13 negara Juni 2023 adalah US$ 115,78 juta atau turun sebesar US$ 59,06 juta (33,78 persen) dibandingkan Mei 2023. 

 

Kondisi tersebut terutama dipengaruhi oleh turunnya nilai impor dari beberapa negara terutama Vietnam sebesar US$ 

14,89 juta (60,27 persen), Kanada sebesar US$ 13,98 juta (82,03 persen) Finlandia sebesar US$ 12,22 juta dan Tiongkok sebesar US$ 11,96 juta (29,00 persen).

 

Dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, impor dari 13 negara utama selama Januari-Juni 2023 juga turun sebesar US$ 18,85 juta menjadi US$ 1 117,00 juta. 



 

"Penurunan nilai impor terutama berasal dari Tiongkok yang mengalami penurunan sebesar US$ 202,69 juta, Kanada sebesar US$ 141,78 juta," imbuhnya

 

 

 

Sementara, jika dilihat dari peranannya terhadap total impor nonmigas, pada Januari-Juni 2023 kontribusi tertinggi memang didominasi oleh Tiongkok sebesar US$ 244,67 juta (20,86 persen). Sehingga  cukup berpengaruh terhadap nilai impor di Riau.

 

Lalu, diikuti oleh Jerman US$ 184,29 juta (15,27 persen), Finlandia US$ 149,99 juta (12,43 persen) dan Malaysia US$ 91,97 juta (7,62 persen). 

 

Kontribusi yang cukup tinggi juga berasal dari kelompok negara ASEAN 

US$ 301,92 juta (25,02 persen) dan Uni Eropa US$ 389,97 juta (32,32 persen).