Kadis PU Kabupaten Siak, Irving Kahar, bersama Creative Content Director RIAU ONLINE, Sarmarita, menyusuri Mempura Skywalk, Kabupaten Siak.
(RIAUONLINE.CO.ID)
RIAU ONLINE, SIAK - Bupati Siak, Alfedri, akan meresmikan Mempura Skywalk Tengku Buwang Asmara, pada Kamis, 16 Februari 2023, malam.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum (Kadis PU) Kabupaten Siak, Irving Kahar, mengatakan peresmian Mempura Skywalk Tengku Buwang Asmara akan dilaksanakan besok sekira pukul 20.00 WIB.
Mempura Skywalk Tengku Buwang Asmara merupakan objek wisata baru yang dibangun oleh Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Siak sejak 2022. Objek wisata baru yang mengusung tema "Menata Mempura ala Singapura" ini ditargetkan rampung pada 2024 mendatang.
Mempura Skywalk Tengku Buwang Asmara siap memacu adrenalin pengunjung di seberang Kota Siak, Kecamatan Mempura. Pengunjung akan merasakan sensasi berjalan di atas jembatan kaca yang diberi nama Tengku Buwang Asmara itu.
Destinasi wisata baru di Siak ini dibangun di tepian sungai seberang Kota Siak yang berhadapan dengan Sungai Jantan Gedung Mahratu Siak.
Sepanjang menyeberangi jembatan berlantaikan kaca tembus pandang, pengunjung akan merasakan sensasi seolah berjalan di atas Sungai Siak.
Pada malam hari, Mempura Skywalk Tengku Buwang Asmara ini dihiasi lampu-lampu yang berkelipan dengan keindahan tersendiri.
Irving mengatakan Kabupaten Siak memiliki destinasi wisata sejarah utama di Provinsi Riau. Ia menyebut sudah banyak ikon pariwisata yang menjadi tujuan favorit wisatawan yang berkunjung ke Siak. Seperti Istana Asserayah Al Hasyimiyah, Jembatan Tengku Agung Sultanah Latifah, Masjid Sultan Syarif Hasyim, Water Front City, Tangsi Belanda, RTH Siak Lawo dan beberapa tempat lainnya.
“Dari tempat-tempat tersebut mayoritas berada di wilayah Kecamatan Siak,” kata Irving.
Wilayahnya tidak hanya berada di Kecamatan Siak saja, tetapi meliputi kawasan Kecamatan Mempura.
“Hal ini menjadi perhatian khusus dari Pemerintah Kabupaten Siak untuk dapat mengembangkan kawasan wisata Siak Sri Indrapura menjadi lebih seimbang dan merata,” kata dia.
Selain untuk keberimbangan terhadap daerah ibu kota dan kota pusaka, menurutnya destinasi wisata juga meningkatkan geliat pariwisata itu sendiri.
“Pada akhirnya juga akan meningkatkan kehidupan sosial ekonomi masyarakat setempat,” urainya.
Terkait nama untuk skywalk diambil dari Sultan Siak Kedua, yaitu Tengku Buwang Asmara. Makam Tengku Buwang Asmara juga berada di kampung adat Kampung Tengah, Mempura.
Lanjutnya, ada beberapa skywalk di Indonesia yang menjadi inspirasinya dalam membangun Mempura Skywalk Tengku Buwang Asmara.
Seperti jembatan Gentala Arasy, di ibu kota provinsi Jambi. Skywalk ini menyajikan panorama pemandangan melintasi Sungai Batanghari.
Selain itu ada Heha Sky View, Yogyakarta, dengan panorama pemandangan Kota Yogyakarta. Ada pula Skywalk Senayan Park, Jakarta dengan panorama Pemandangan Kota.
“Kita membangun skywalk Mempura tentu berbeda dari sumber inspirasi yang telah kita sebutkan tadi,” ulasnya.
Irving menjelaskan, yang membedakan Mempura Skywalk Tengku Buwang Asmara dengan yang lainnya adalah panorama yang bisa dinikmati wisatawan.
Seperti susur sungai Siak dan menyebrangi sungai Melengo. Dari Mempura Skywalk Tengku Buwang Asmara pengunjung dapat menikmati keindahan Istana Asserayah Hasyimiah dan Water Front City secara bersamaan.
“Karena berada tepat di posisi berseberangan,” kata Irving lagi.
Wisatawan juga dapat menikmati keindahan Sungai Siak dengan berbagai macam aktivitas lalu lintas kapal besar, tongkang, dan perahu nelayan yang melaluinya tanpa harus melintasi Sungai Siak.
“Karena Skywalk Mempura dibangun dengan konsep menyusuri tepian sungai, berbeda dengan Jembatan Gentala Arasy yang melintasi sungai secara langsung,” jelasnya.
Selain itu, panorama yang dihadirkan merupakan keindahan alam yang masih alami. Bukan merupakan taman buatan seperti pada beberapa contoh yang telah disebutkan itu.
Kampung adat Kampung Tengah adalah kampung tua di Kecamatan Mempura, Kabupaten Siak. Kawasan ini tidak terpisahkan dengan kota pusaka (heritage).
“Pembangunan skywalk adalah untuk menyajikan atau melihat dengan sisi berbeda dari kampung tua itu sendiri,” kata dia.