Laporan Tika Ayu
RIAU ONLINE, PEKANBARU-Kondisi wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) masih belum berakhir, Kepala Bidang Kesehatan Hewan, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Provinsi Riau, drh Faralinda Sari memaparkan model berternak jadi salah satu pemicunya.
"Beternak yang dilepasliarkan, ketika tertular satu hewan ternak, itu akan terus terjadi siklus penularan di padang penggembalaan yag sama, karena adanya virus di lingkungan tersebut," papar dokter Fara.
Muncul gelombang kasus baru wabah PMK di Riau kata dokter Fara dengan mudah merebak juga dipengaruhi oleh sifat infeksius virus PMK itu sendiri, sehingga mudah menular walau ada jumlah yang sedikit.
"Mulai masuk ke saluran pernafasan atau termakan oleh hewan ternak itu," katanya
Bahkan perlu diketahui infeksius wabah PMK ini sendiri dapat terbawa angin sampai dengan 60-300 kilometer.
Lanjut kata dokter Fara proses penularannya infeksi wabah PMK hewan ternak bisa terjadi secara langsung dan tidak langsung.
Dimisalkan oleh dokter Fara kondisinya seperti adanya kontaminasi material dengan virus dimulai dari kandang yang tertular berkontaminasi dengan manusia, kendaraan termasuk hewan ternak yang keluar masuk.
Siklus penularan dan muncul kasus baru tidak dapat terelak apabila tidak segera diberi penanganan. Salah satu upayanya ada pemberian vaksin virus PMK. Namun disayangkan, dari paparan dokter Fara cakupan vaksinasi PMK di Riau terbilang masih rendah, artinya belum dapat membentuk herd immunity pada hewan ternak.
"Vaksin (PMK) sekarang baru mencapai 22,4 persen dari target," katanya.