Laporan Tika Ayu
RIAU ONLINE, PEKANBARU-Masih maraknya perjudian dan narkoba di negeri Melayu Lancang Kuning Riau ini menunjukan kondisi miris. Melihat situasi yang ada sejumlah kelompok organisasi islam di Provinsi Riau berbagi tanggapan.
"Kita bisa memberikan informasi tentang pusat tempat kejadian yang di situ dilaksanakan kegiatan perjudian atau transaksi narkoba. Dilaporkan ke pihak berwenang itu merupakan usaha kita," saran Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), Ilyas Husti mengatakan masyarakat punya andil besar cegah maraknya perjudian hingga narkoba dari lingkungan paling kecil, , Kamis, 1 September 2022.
Dari pemaparan Ilyas di atas, sempat ia menggambarkan sebuah filosofi bahwa dua telinga yang dipunyai manusia, dua mata serta satu mulut itu berarti masyarakat harus banyak mendengar kemudian melihat dan jangan banyak bicara. Lanjut ia bilang bahwa hal itu sebagai bentuk pengingat pada aksi nyata masyarakat yang membantu pemberantasan perjudian dan narkoba di Riau ini.
Ia pun lanjut mengatakan bahwa ada dua tangan dan dua kaki manusia itu diartikannya sebagai upaya berusaha.
Selain MUI, komentar lain soal penanganan narkoba dan judi di Riau ini datang dari Ketua Pimpinan Wilayah Nahdatul Ulama (NU), Rusli Ahmad menyebutkan bahwa masyarakat harus sadar bahaya dari perilaku buruk perjudian dan narkoba itu merusak generasi bangsa.
"Kita harap bisa bersih dari narkoba, karena itu merusak sekali jaringan otak, narkoba ini,"
Kemudian dari wawancara yang ada Rusli sependapat akan proaktif masyarakat untuk melaporkan kejadian perjudian dan narkoba. Disebut oleh Rusli bahwa partisipasinya itu berwujud seperti informasi ke pihak berwajib.
"Iya berikan informasi kalau kita tahu kasih tahu aja ke aparat. Tapi memberitahu dengan bukti, karena kalau tidak ada bukti nanti jatuhnya fitnah itu ndak boleh," ujarnya.
Tak hanya Rusli, Ketua Kepala Perwakilan (PW) Muhammadiyah Abdul Wahid menaparkan bagaimana kondisi wilayah berisiko terpapar narkoba dan perjudian. Di sebutkannya seperti Bengkalis misalnya, merupakan tempat jalur penyebaran narkoba.
"Dari lorong-lorong, dikirim dari Malaysia terus dititipkan kepada nelayan-nelayan kemudian naik ke atas sampai ke Pekanbaru atau disebarkan," ungkapnya.
Kondisi perkampungan yang ada kata Abdul, sering ditemui usia anak juga aterlibat dalam sindikat narkoba. Kondisi tersebut sangat memprihatinkan sekali ungkapnya.
"Kadang-kadang kalau sore itu anak-anak di simoang-simpang itu mau magrib saya pikir dah mau pergi ke surau rupanya gitu (transaksi narkoba,red)," ujarnya
Ia pun mengakui bahwa pemberantasan perjudian dan narkoba bukan hal gampang, tapi ia tetap optimis bahwa masalah ini dapat diatasi oleh pihak berwajib dengan usaha yang maksimal.
"Sekarang tinggal kita ini masyarakat mau ikut bantu apa yang dilakaukan oihak berwajib itu, karena masyarakat gak bisa lepas tangan gitu," ucapnya.
Terkait kinerja penegak hukum, tiap perwakilan ketiga organisasi islam ini mengucapkan apresiasi atas usaha dan upaya menangani perjudian dan narkoba. Seperti yang dipaparkan Ilyas bahwa dalam waktu singkat saja Polda membuka 145 kasus perjudian yang ada di 13 kab kota Provinsi Riau dan 222 pelaku pidana tersebut sudah diproses
"Ini satu prestasi yang perlu didukung seluruh elemen masyarakat, kita dari MUI sangat konsen dan apresiasi pihak polda Riau melakukannya," ungkapnya.
Upaya seperti sosialisasi tentang bahayanya narkoba dan perjudian yang dilakukan penegak hukum di Riau ini turut membantu beri pengetahuan buat anak sekolah sehingga kata Rusli, anak di sekolah terhindar dari bahaya candunya.
"Harapan kita kan bagaimana Bumi Lancang Kuning itu bisa bersih dari narkoba yang merusak generasi," tutupnya.