(dok pribadi)
(dok pribadi)
RIAU ONLINE, PEKANBARU-Tiap individu pasti punya keasyikan masing-masing dalam merayakan Idul Fitri. Latar belakang daerah jadi titik penting bagaimana individu tersebut merayakan lebaran.
Seperti Anggota DPRD Riau dari Fraksi PAN, Mardianto Manan, menceritakan rutinitas lebaran di Kecamatan Pangean, Kuantan Singingi.
"Karena kita tak terkungkung lagi dengan covid, bebas ke kampung bahkan keluar kota. Saya mengunjungi emak yang masih ada, walaupun bapak sudah lama pergi, tapi kami beruntung masih ada emak yang sudah berumur 84 tahun," katanya kepada riauonline.co.id, Kamis, 5 Mei 2022.
"Emak masih bisa menjamu kami dengan masak-masak ala kampung asli Pangean. Masak-masak ini sudah jadi rutinitas lebaran, gulai patin kuning pakai cabe rawit dan asam jawa," tambah Mardianto.
Ia pun melanjutkan bersama keluarga memasak gulai cangkuak dan gulai sarobuang. Kemudian mereka memasak rendang paku dan goreng paku.
Baca Juga
"Ada lagi kue bolu, kacang tujin, lomang, tapai, dan puluik kucuang," ujarnya.
Tak cuma memasak, selama di kampung, Mardianto Manan meramaikan lomba takbir dan lomba obor, beramai-ramai memukul beduk setelah salat.
"Terus sekitar jam dua siap salat zuhur ada bersilat di laman Koto Tinggi Pangean dengan silat Pangean di Nagori asalnya diiringi musik calempong. Anak silat datang dari seluruh Nusantara sebagai anak murid silat Pangean di perantauan. Kemudian panjat pinang dan lomba tarik tali," tuturnya dengan antusias.
Tak puas sampai di situ, Mardianto membagikan tautan akun TikTok-nya, agar saya bisa merasakan bagaimana ia merayakan Idul Fitri di Pangean.
Terlihat Mardianto memukul beduk bersama anak muda Pangean di hari 1 Syawal. Kata Mardianto, beduk merupakan tanda kebesaran masyarakat Pangean, yang biasanya dibunyikan tiap lima waktu sesuai waktu salat.
Ia juga menyampaikan, pada hari raya onam (seminggu setelah lebaran) masyarakat Pangean akan melakukan ziarah kuburan dan kumpul bersama di Rumah Suku Koto Pangean.