RIAU ONLINE, PEKANBARU-Rencana perjalanan dinas luar negeri Wali Kota Pekanbaru, Firdaus mendadak berubah haluan. Rencana kunjungan ke Mesir gagal dan beralih ke Maroko hingga Turki.
"Beliau (wako) ke Maroko. Yaa kalau dari scedule nya juga ke Turki. Dua negara aja. Agenda berakhir di Turki. Kalau tidak ada halangan, beliau berangkat ke Indonesia Jumat ini," ujar Kabag Humas Setdako Pekanbaru, Edi Susanto.
Diketahui, rencana perjalanan ke Mesir sudah digaungkan sejak tahun 2019. Pemerintah kota pun meneruskan rencana setelah penghujung tahun 2021. Mereka juga berkomunikasi dengan Kedutaan Besar Indonesia di Mesir karena melihat situasi Covid-19 mulai mereda.
Firdaus menegaskan bahwa keberangkatan ini terinspirasi dari 10 pemuda sarjana pertanian yang bisa mengolah tanah tandus. Mereka mengelola tanah tandus itu menjadi lahan subur untuk meningkatkan kesejahteraan.
Prosedur perjalanan dinas ke luar negeri cukup panjang karena harus mendapat izin dari Menteri Dalam Negeri. Mereka pun memantapkan keberangkatan usai mendapatkan izin dari Menteri dan Gubernur Riau Syamsuar.
Diketahui keberangkatan sejumlah pejabat ini dibebankan kepada Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kota Pekanbaru tahun 2022. Namun, Pemko enggan membeberkan berapa biaya yang digelontorkan untuk perjalanan tersebut.
"Sudah terukur dia (anggaran), tentunya acuannya ke perpres dan permenkeu. Semuanya sudah diatur dan anggaran sudah realpost. Artinya, berapa yang terpakai maka itu yang dibayar. Kalau jumlahnya saya tak hapal," jelas Edi.
Informasi yang dihimpun riauonline.co.id dari manifes, keberangkatan rombongan wali kota terjadwal pukul 00:40, Jumat 1 April 2022. Mereka berangkat dengan maskapai Emirates, Boeing 777-31H(ER).
Rencana perjalanan ini mendapat sorotan dari sejumlah pihak. Apalagi mereka melakukan perjalanan di tengah kondisi Kota Pekanbaru yang masih menghadapi sejumlah persoalan.
Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Pekanbaru turut mengecam rencana perjalanan tersebut. Mereka menilai, Wali Kota Pekanbaru tidak peduli dengan masalah yang dihadapi masyarakatnya saat ini.
"Rasa apatis itu sangat terlihat ketika mengambil kebijakan untuk pergi keluar negeri di saat masyarakat Kota Pekanbaru sedang menghadapi kesulitan di berbagai aspek," ujar Arif Nanda Kusuma, Ketua Umum KAMMI Pekanbaru, Jumat 25 Maret 2022.
Hal serupa juga dituturkan Pengamat Politik Universitas Riau (Unri), Tito Handoko. Ia menegaskan sensitifitas pejabat publik terhadap problem yang dihadapi masyarakat semakin mengkhawatirkan publik.
"Publik melihat dari sini, karena masalah ini penting. Rasanya di akhir masa jabatan malah makin kurang sensitif," katanya saat dihubungi riauonline.co.id, Selasa, 29 Maret 2022.
Tito mengatakan masih banyak ditemukan masalah yang dihadapi warga Pekanbaru, namun tak kunjung diselesaikan. Pemko mestinya tidak menggunakan APBD untuk ke luar negeri.
Menurutnya, banyak masalah yang sebenarnya perlu ditangani. Apalagi masalah mendasar seperti infrastruktur yang masih semrawut di Pekanbaru. "Belum lagi sampah, banjir juga tidak selesai. Apalagi soal kelangkaan minyak yang belum selesai," ujar Tito.
Sementara, belum diketahui apa penyebab wali kota dan rombongan beralih perjalanan dinas ke Maroko dan Turki. Hingga kini RIAUONLINE.CO.ID masih menanti keterangan resmi dari Pemko Pekanbaru.