Rp56 Miliar Digelontorkan, Kinerja Dua Operator Angkutan Sampah Belum Optimal

sampah-menumpuk.jpg
(istimewa)

RIAUONLINE, PEKANBARU - Permasalahan sampah perkotaan masih belum kunjung teratasi. Kondisi ini terlihat dari banyaknya tumpukan sampah di sejumlah wilayah kota.

Operator angkutan sampah belum bisa menjangkau secara menyeluruh wilayah kerjanya. Kinerja operator angkutan sampah di Kota Pekanbaru selama tiga bulan dinilai belum optimal.

Padahal Pemerintah Kota Pekanbaru sudah menggelontorkan anggaran hingga puluhan miliar rupiah untuk dua operator angkutan sampah dari wilayah kecamatan ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Muara Fajar.

Kedua operator angkutan sampah itu yakni PT. Godang Tua Jaya (GTJ) dan PT. Samhana Indah (SHI). Anggaran yang digelontorkan untuk kedua operator itu hampir mencapai Rp 56 Miliar.

Keduanya belum mencukupi target tonase angkutan hingga 100 persen. Mereka hanya bisa memenuhi pengangkutan tonase sampah berkisar 75 persen hingga 80 persen.



Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Pekanbaru, Hendra Afriadi mengatakan bahwa Pemerintah Kota Pekanbaru sudah melakukan evaluasi terhadap kinerja kedua operator.

Mereka mendorong kedua operator harus mengoptimalkan kinerja angkutan sampah. Hendra menegaskan mestinya tidak ada lagi sampah yang menumpuk akibat tidak terangkut di tepi jalan.

"Mereka jangan hanya fokus di Tempat Penampungan Sementara (TPS). Sebagai mitra pemerintah, operator harus bisa mengangkut sampah sesuai jadwal," ujarnya.

Kedua operator angkutan mestinya bisa menjangkau hingga ke pemukiman masyarakat sesuai jadwal pengangkutan sampah.

Menurutnya, keterlambatan pengangkutan dari jadwal menjadi satu penyebab sampah masih menumpuk di beberapa titik. Sampah hanya menumpuk sekitar pukul 19.00 WIB hingga pukul 05.00 WIB.

"Kita sudah berulang kali mendorong kedua operator agar pengangkutan sampah di wilayahnya bisa optimal. Mereka harus bisa menjangkau hingga ke pemukiman masyarakat," jelasnya.