Laporan Linda Mandasari
RIAUONLINE, PEKANBARU-Dalam pandangan raja Ali haji memelihara agama dan menjaga nama baik sangat penting dan utama.
Ia menyebutkan bahwa tidak mengapa walau kita dalam kemiskinan dan menjadi rakyat biasa asalkan agama dan nama terpelihara dengan baik.
Bahkan ia menyatakan dengan nada keras bahwa seseorang yang tidak menjalankan agama dan menjaga nama baiknya maka kedudukannya sama dengan binatang.
Banyak pemikiran keagamaan Raja Ali Haji yang patut kita teladani. Saat ini Riau Online akan membahas mengenai Riau, Pemikiran Keagamaan Raja Ali Haji, simak ulasannya berikut ini.
Pemikiran keagamaan: Fiqh
Pemikiran Raja Ali Haji bidang hukum Islam, khususnya persoalan-persoalan fiqh. Terdapat dalam sejumlah karya-karya syairnya, yaitu syair hukum nikah dan syair Siti si Hana serta syair hukum faraid.
Dari ketiga syair ini, nyata sekali bahwa Raja Ali Haji sangat piawai dan mumpuni menuangkan gagasan dan ilmu keagamaan yang lewat medium syair.
Perihal hal ini, Jamal D. Rahman menyatakan, sebagaimana juga telah dikutip sebelumnya mengungkapkan bahwa syair-syair Raja Ali Haji adalah media mengemukakan ilmu, khususnya ilmu-ilmu agama Islam.
Syair hukum nikah atau sering juga disebut syair suluk pegawai dimaksudkan oleh raja Ali Haji untuk dijadikan pedoman dan suluh dalam menerapkan hukum-hukum Islam.
Tidak saja dalam masalah pernikahan, tetapi juga dalam masalah pembagian harta warisan.
Akan tetapi kandungan utama dari syair ini, sebagaimana tergambar dalam salah satu judulnya, Raja Ali Haji memberikan nasehat nasehat tentang perkawinan.
Syair hukum nikah ini memberikan dua sisi penting. Pertama memberikan pedoman dalam kehidupan berumah tangga. Kedua memberikan petunjuk dalam kehidupan dan hubungan yang harmonis antara suami dan istri.
Keistimewaan Syahrini terletak dari keberanian pengarangnya untuk mengungkapkan hubungan seksual antara suami istri terutama pada saat mendekati istri pada malam pertama.
Pengarang memberikan cara dan teknik berhubungan badan lewat bahasa puitis yang indah sehingga tidak terkesan vulgar atau porno.
Raja Ali Haji tampaknya berasumsi, bahwa lewat paparan bahasa puitis yang indah dapat memberikan bimbingan pendidikan seksual bagi remaja dan calon pengantin yang akan hidup berumah tangga.
Pemikiran keagamaan: Teologi
Riau, Pemikiran Keagamaan Raja Ali Haji selanjutnya adalah pemikiran kegamaan. Raja Ali Haji meyakini bahwa Allah adalah dzat yang wajib al-wujud. Itu Tuhan yang maha besar dan maha mulia.
Dialah yang telah menciptakan alam semesta dan segala makhluk yang ada. Oleh karena itu alam semesta termasuk langit dan bumi serta segala isinya seperti manusia, binatang dan tumbuh-tumbuhan menurut Raja Ali Haji mustahil Allah ada dengan sendirinya.
Bahkan ia menegaskan sebagaimana pendapat teologi Islam pada umumnya, bahwa alam semesta beserta makhluk-makhluk didalamnya diciptakan oleh Allah dari ketiadaan. Allah sebagai pencipta adalah zat wajib al-wujud. Sementara alam semesta sebagai tercipta adalah mukin Al wujud.
Artinya alam semesta secara rasional tidaklah pasti terwujud, karenanya harus ada faktor penentu yang menyebabkan alam semesta itu terwujud yaitu pencipta. Raja Ali Haji mengajak pembaca untuk merenungkan dan memikirkan atau menilai kesempurnaan pencipta kedirian manusia.
Pahlawan nasional lewat kolam ini menjelaskan seluruh anggota tubuh manusia dapat duitnya tiada lepas dari pada hikmatnya yang indah-indah dan ajaib ajaib. iya menyatakan bahwa dengan pencipta manusia yang sangat patut Anda ada yang memanfaatkan.
Raja Ali Haji mengimbau masyarakatnya agar memperhatikan pencipta alam seperti pencipta langit dan bumi binatang-binatang dan tumbuh-tumbuhan serta fenomena alam dan entitas alam lainnya.
Pemahaman terhadap alam semesta dan segala isinya sangat tergantung kepada sebagaimana manusia menggunakan semaksimal mungkin akal yang dianugerahkan Allah.
Sekian informasi mengenai Riau, Pemikiran Keagamaan Raja Ali Haji. Semoga informasi yang telah Riau Online berikan bermanfaat bagi pembaca.