(istimewa)
Sabtu, 23 Oktober 2021 14:59 WIB
Editor: Joseph Ginting
(istimewa)
RIAUONLINE, PEKANBARU-Setelah melalui proses komunikasi yang cukup panjang, kegiatan Penabalan Akbar di Istana Sayap Kesultanan Pelalawan resmi ditunda.
Penundaan dialakukan setelah didapatkan konfirmasi bahwa Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) RI Sandiaga Salahuddin Uno (SSU) belum bisa hadir pada tanggal 23 - 24 Oktober 2021.
Pada waktu yang sama Sandiaga yang di Riau akrab disapa "Bang Menteri" itu harus menghadiri kegiatan lain yang tidak bisa digeser, salah satunya wisuda bersama enam Perguruan Tinggi Negeri Pariwisata (PTNP) se-Indonesia yang penjadwalannya juga rumit, ditambah rangkaian kegiatan lainnya.
Demikian disampaikan Ketua Umum DPH Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) Kabupaten Pelalawan Datuk Seri T Zulmizan F Assagaff kepada media ini melalui rilis Sabtu 23 Oktober 2021.
Sebelumnya telah diwartakan bahwa Menparekraf diundang khusus oleh LAMR melakukan kunjungan kerja ke Pelalawan, sekalian menghadiri upacara adat Penabalan Akbar yang merupakan rangkaian tiga penabalan (penobatan), yaitu Penabalan Bupati dan Wakil Bupati Pelalawan sebagai Datuk Setia Amanah Masyarakat Adat dan Timbalannya.
Kemudian Penabalan Majelis Perangkat Kesultanan Pelalawan dan Penabalan Gelar Adat Kehormatan dari Sultan Pelalawan kepada Sandiaga sendiri.
Dan sebelumnya telah dilakukan upacara adat "Merisik" dan "Meminang" (lamaran) untuk memastikan Sandiaga bersedia menerima gelar adat kehormatan yang hendak dianugerahkan dan ditabalkan.
Kondisi ini telah dilaporkan kepada Bupati Pelalawan dan Sultan Pelalawan X yang setelah dijelaskan akhirnya meminta kegiatan penabalan ditunda, karena merujuk komunikasi dengan pihak kementerian dan Sandiaga sendiri tetap diupayakan untuk hadir dan sudah masuk usulan kegiatan.
Baca Juga
"Selagi Beliau masih bersedia, tetap kita tunggulah, kan kita sudah mengundang," kata Zulmizan menirukan respon Bupati Pelalawan H Zukri.
Masih kata Zulmizan, Sultan Pelalawan Tengku Kamaruddin Haroen juga setuju untuk sabar menunggu.
"Beliau kan sudah bersedia menerima pinangan gelar adat kehormatan dari kita. Karena sudah diterima, itu harus kita hargai, dan penabalannya mesti tetap dilakukan," kata Zulmizan menyampaikan titah Sultan.
Berdasarkan arahan Bupati dan Sultan Pelalawan tersebut, telah disampaikan usulan jadwal reskedul kepada Kementerian. Ada tiga opsi yang diusulkan.
Pertama, tanggal 8 November 2021, saat Bono besar masuknya bulan Rabbiul Akhir 1443 H (newmoon), kedua tanggal 22 November 2021 saat puncak Bono besar purnama Rabiul Akhir 1443 H (fullmoon), dan ketiga tanggal berapa saja yang Bang Menteri punya kesempatan.
"Opsi pertama dan kedua memang dikaitkan dengan prediksi besarnya gelombang Bono, karena diharapkan Bang Menteri bisa sekalian melihat gelombang tidal bore Bono Sungai Kampar yang terbilang sangat langka serta termasuk terbesar dan terpanjang di dunia tersebut. Biasanya pada November memang merupakan puncak terbesar sepanjang tahun, ".
Zulmizan berharap penyelenggaraan upacara penabalan akbar dan peninjauan Bono bisa sejalan, karena kedua kegiatan tersebut terikat pakem adat dan kondisi alam.
"Menurut aturan adat, upacara penabalan mesti digelar pada saat matahari naik dan Bono juga punya jadwal yang selalu tepat waktu tapi tidak sama setiap harinya."
Ditambahkannya, saat ini kegiatan besar tersebut sudah dalam posisi sangat siap untuk digelar. Tapi jika terjadi perubahan waktu, pihaknya juga siap menyesuaikan, karena seluruh komponen masyarakat Pelalawan sangat berharap Bang Menteri bisa hadir, mulai dari masyakarat biasa sampai jajaran Pemda, DPRD, segenap Pemangku Adat, sampai Bupati serta Sultan dan kerabat-kerabatnya.
Sultan Pelalawan X Assayyidis Syarif Kamaruddin Haroen Tengku Besar Pelalawan sangat berharap Bang Menteri bisa hadir di Istana Sayap, selain agenda melihat Bono.
Karena itulah Sultan sampai berhajat akan memberi anugerah gelar adat yang istimewa untuk Bang Menteri yang merupakan Putera kelahiran Riau tersebut.
Ditambahkan, penabalan akan taja dalam suatu rangkaian upacara adat akbar khusus yang akan didahului dengan upacara adat "Togak Tonggol dan Payung Panji Adat", sebuah even istiadat lokal yang telah diakui secara nasional sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Indonesia dari Kabupaten Pelalawan.
"Kami mengajak seluruh masyarakat Pelalawan turut berdo'a semoga hajat besar ini berjalan lancar sesuai harapan dan disampaikan oleh Allah SWT. Dan semoga situasi pandemi Covid-19 semakin kondusif, sehingga tidak lagi akan menjadi halangan," katanya mengakhiri. (*)