RIAUONLINE, PEKANBARU-Wakil Ketua Panitia Khusus (Pansus) Rencana Induk Pariwisata Riau, Mardianto Manan mengatakan banyak hal yang bisa diadopsi oleh Riau dari model pariwisata di Bali.
Pansus yang baru saja melakukan kunjungan kerja ke Bali disebut Mardianto mendapat banyak pelajaran dari Bali.
"Visi kita kan menciptakan pariwisata halal dan berdasarkan Melayu, nah ini yang kita tanyakan disana bagaimana membuat konsep memasukkan Melayu di Ranperda itu," ujar Mardianto, Selasa 28 September 2021.
Ia mengatakan, konsep pariwisata Bali memang dilakukan secara paripurna. Mulai dari supir taksi hingga penginapan semuanya mengadopsi konsep yang sama yang diatur dalam peraturan daerah.
Hal-hal ini menurutnya bisa diaplikasikan ke dalam bentuk khusus seperti penggunaan tanjak atau pemutaran lagu-lagu Melayu di penginapan sehingga ruh budaya Melayu didapatkan pengunjung.
"Kalau kita ingin mewujudkan pariwisata halal dan berdasarkan Melayu ini memang perlu kerja sama dari seluruh lini. Mulai dari taksi yang membawa penumpang sampai tempat wisatanya harus beraromakan Melayu," jelas Mardianto.
Bahkan, hingga aturan khusus dan spesifik seperti penggunaan atribut budaya Bali dan larangan perlindungan satwa juga diatur dalam Perda turunan.
"Siapa yang membunuh burung, atau tidak merawatnya akan diberi sanksi juga, begitulah ketatnya. Memang agak berat, tapi bisa saja kita laksanakan," tegasnya.
Politisi asal Kuansing ini mengatakan tantangannya memang berbeda di Riau yang lebih multi kultural dibanding Bali. Menurutnya, pemerintah daerah bisa mulai mencontohkan.
"Di Riau multi etnis, tapi bisa kita mulai dari pemerintah lah. Misalnya ada rombongan dibawa tour guide, kita bisa siapkan busnya.Memang butuh waktu karena budaya Melayu belum seperti budaya Bali. Tapi saya yakin bisa karena Ranperda kita ini juga masa berlakunya lama," tutup Mardianto.