RIAUONLINE, PEKANBARU - Billboard sejumlah politisi nasional mulai ramai terpajang di tengah kota pekanbaru. Politisi nasional tampaknya mulai melakukan sosialisasi politik menjelang 2024.
Pengamat Politik, Aidil Haris menyebut fenomena billboard politisi nasional di daerah merupakan hal wajar. Namun yang menjadi catatan, minimnya tampilan politisi mengenakan masker.
Aidil mengatakan, hal ini memang menjadi pakem dalam sosialisasi politik untuk mengukur popularitas politikus berdasarkan pengenalan wajah atau namanya.
"Kalau untuk sosialisasi ini memang mereka ingin menampilkan wajahnya, karena biasanya diukur wajah mereka dikenali, nama mereka dikenali. Mereka ingin dikenal sepenuhnya," ujarnya.
Ia mengatakan, hal ini memang dilematis karena di satu sisi politikus seharusnya memunculkan sense of crisis di tengah kondisi pandemi yang pelik. Disebutnya, sangat mungkin hal ini disesuaikan di strategi politik lanjutan.
"Kecuali mereka nanti ada strategi politik yang lain, bisa saja tahap pertama ini mereka lepas masker kemudian selanjutnya pakai," ujar Aidil.
Ia menyebut, hal ini dilakukan politisi melalui konsultan politik untuk mengukur popularitas sebelum membentuk koalisi.
"Ini strategi mereka untuk mengukur popularitasnya, biasanya ada konsultan politiknya itu. Kalau popularitasnya bagus, di atas 60 atau 70 persen dia akan melakukan penguatan, kemudian dicari titik lemah dan dilakukan penguatan," jelasnya.
Lebih jauh Aidil menjelaskan, jika popularitas calon tidak terdongkrak biasanya calon akan mundur atau mencari koalisi dengan partai yang lebih kuat.
"Biasanya kalau dua atau tiga kali uji popularitas tidak memenuhi target mereka akan mundur atau berkoalisi. 2023 baru kemudian dilakukan uji elektabilitas, hingga satu bulan sebelum pemilihan," jelas Akademisi Universitas Muhammadiyah Riau ini.