RIAUONLINE, PEKANBARU - Ketua Komisi IV DPRD Riau menyoroti masih banyaknya antrian BBM jenis premium di stasiun pengisian bahan bakar milik Pertamina.
Ia menyebut hal ini tidak sinkron mengingat tingginya angka persentase kuota premium Riau dibanding provinsi lain di Sumatera. Tercatat kuota premium Riau sebesar 24 persen dari total kebutuhan BBM sekitar 2500 liter.
"Persentase kuota premium kita masih tinggi di Sumatera. Riau 24 persen, Sumatera Utara tiga persen, Sumbar lagi lebih sedikit, satu persen. Makanya premium di Sumbar sudah sulit, sudah Pertalite semua," ujar Parisman.
Parisman menilai hal ini sebab banyaknya premium yang dijual kepada pengecer dalam jumlah besar sehingga subsidi untuk kebutuhan masyarakat justru tidak tepat sasaran.
"Ini terjadi kebocoran terus. Dari kuotanya 24 persen kebocoran bisa setengah dari itu. Barang bersubsidi ini banyak dijual eceran di pinggir jalan," jelas Parisman.
Melihat hal ini menurutnya Pertamina harus lebih tegas untuk memangkas kuota premium di Riau. Bahkan bila perlu menurutnya dihapuskan saja.
"Pemerintah mau menghapuskan premium tapi kenapa masih tinggi? Daripada antri lebih baik dihilangkan saja. Karena ini akan bocor ke penjual-penjual eceran," ungkap Politisi Golkar tersebut.
Apalagi terlihat masyarakat dengan ekonomi menengah ke atas juga ikut serta menikmati subsidi untuk golongan menengah ke bawah tersebut
"Kita lihat yang antri banyak mobil mewah bukan mobil cc rendah. Menengah ke atas lah. Bahkan Harrier pun ada. Tidak tepat sasaran jadinya," tutup Parisman.