(istimewa)
Selasa, 23 Maret 2021 19:12 WIB
(istimewa)
RIAUONLINE, PELALAWAN - Indonesia memiliki teknologi yang tak kalah canggihnya termasuk dalam pengelolaan Hutan Tanaman Industri (HTI). Teknologi tersebut diterapkan PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) mulai dari riset, pengembangbiakan bibit secara massal di area pembibitan (nursery) hingga menghasilkan produk pulp dan kertas yang berkualitas dan berkelanjutan.
Berkat kemajuan riset dan pengembangan, setiap bibit pohon yang dikembangkan dan ditanam mampu menghasilkan pulp berkualitas tinggi dengan sifat yang lebih baik. Tak hanya itu, prosesnya mengonsumsi lebih sedikit energi dan lebih tahan terhadap ancaman hama penyakit.
“Di sini ada Nursery yang kapasitasnya 300 juta bibit. Saya tanya, di mana di dunia yang memiliki persemaian bibit sebesar yang ada di sini. Saya kaget terus terang dengan jumlahnya yang begitu besar. Tunjukkan di negara mana ada persemaian sebesar ini di Kabupaten Pelalawan,” kata Presiden Joko Widodo saat mengunjungi Kerinci Central Nursery (KCN) di sela-sela peresmian pabrik PT Asia Pacific Rayon (APR) beberapa waktu lalu.
Jokowi juga mengatakan hal ini menjadi bukti bahwa teknologi Indonesia tidak kalah dengan negara-negara di Eropa dan Amerika. Ditambah lagi, kayu yang dihasilkan dalam pembibitan nantinya tidak hanya diproduksi menjadi pulp dan kertas saja, melainkan bisa diolah menjadi serat rayon yang hasil akhirnya bisa dibuat pakaian.
Nursery Manager PT RAPP, Cosa Adrian mengatakan selama ini Nursery memiliki peranan penting dalam industri pulp dan kertas. Ia menjadi pondasi pengelolaan bisnis pulp dan kertas yang berkelanjutan. Ia menjelaskan titik awal produksi bibit dengan klon terbaik untuk ditanamkan di lapangan, perusahaan mampu menciptakan bibit unggul secara kualitas dan kuantitas dengan memilah klon-klon terbaik untuk praktik silvikultur, serta faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keberlanjutan dan produktivitas kerja.
“Kami memiliki Pusat Penelitian dan Pengembangan (R&D) juga memiliki lab bio-molekular yang mendukung pemilihan tanaman dengan sifat tumbuh cepat dan serat yang baik, serta materi genetik yang resisten,” ujarnya.
Lab tersebut, ditambahkan Cosa, juga mengidentifikasi hama dan penyakit yang berpengaruh terhadap pembibitan dan perkebunan. Adanya nursery juga memastikan perbanyakan dari spesies dengan kualitas yang unggul dengan siklus masa panen setiap lima tahun. Sehingga penanaman akan terus dilakukan setelah panen produksi tiba secara berkelanjutan.
“Di sini sistem perbanyakannya adalah dengan cara vegetatif atau stek pucuk. Klon-klon terbaik yang kami dapatkan dari R&D kami tanam sebagai tanaman induk di nursery, barulah nanti kami ambil pucuknya secara periodik untuk diproses menjadi bibit siap tanam,” lanjut Cosa.
Peran nursery ini sangat penting dalam menunjang aspek keberlanjutan proses produksi. Setiap proses pemanenan, bibit pohon langsung ditanam di area tersebut. Hal ini merupakan wujud nyata dari komitmen pengelolaan hutan secara lestari yang tertuang dalam Sustainable Forest Management Policy (SFMP 2.0).
Baca Juga
Keberhasilan nursery dalam menciptakan bibit berkualitas juga tak lepas dari peranan Kerinci Tissue Culture (KTC) yang dimiliki PT RAPP sejak 2019 lalu. Adanya fasilitas ini mendukung efektivitas pengembangbiakan spesies menjadi bibit unggul dan lebih mudah diperbanyak terutama untuk spesies Eucalyptus.
PT RAPP sebagai bagian dari grup APRIL menghasilkan produk pulp dan kertas ramah lingkungan yang telah dipasarkan di 70 negara dengan merk “PaperOne”. Baru-baru ini, APRIL juga mampu menghasilkan Dissolving Pulp sebagai sumber bahan baku tekstil terbarukan yakni serat rayon yang dikenal sebagai salah satu bahan baku utama dalam mendukung industri fashion yang berkelanjutan. (rls)