RIAUONLINE, PEKANBARU - Kondisi lembaga legislatif dan eksekutif Kabupaten Kuantan Singingi dipimpin kakak beradik Adam Sukarmis dan Andi Putra disebut pengamat politik, Panca Setyo Prihatin rawan terjebak oligarki politik.
kondisi ini disebutnya sebagai satu hal yang sah.Tetapi ia menyebut kesalahan terletak di proses rekrutmen yang dilakukan partai yang menaungi mereka.
"Ini salah partai politik, karena parpol juga tidak independen. Ketika penyusunan daftar caleg potensial seharusnya disusun kader yang bekerja," ujarnya.
"Di tataran eksekutif ada calon independen, sementara legislatif kan jalan satu-satunya lewat partai. Sering kader bekerja siang malam tapi tidak masuk line up karena tidak punya modal," katanya.
Kondisi politik transaksional ini disebut Panca sebagai rahasia publik yang meski tidak pernah diungkap ke publik juga tidak bisa ditolak bahwa prakteknya terus terjadi.
Dalam konteks Adam dan Andi Putra ini disebut Panca terjadi karena Golkar bukan merupakan partai kader sehingga proses rekrutmennya tidak terjadi secara berlanjut.
"Saya melihat partai Golkar ini sebagai partai massa. Kita lihat tren suara Golkar menurun, karena dia tidak berusaha melakukan kaderisasi," tuturnya.
Golkar sejatinya memiliki sejumlah organisasi kader termasuk sayap partai, namun instrumen ini dinilai tidak maksimal.
Tanpa kaderisasi, kekuatan Golkar tidak mengakar ke masyarakat.
Tanpa kaderisasi Golkar sama dengan partai lain yang hadir dikala pemilu saja, berbeda dengan partai kader sebut saja PKS yang terus membentuk jaringan dan basis. Hal ini memberi daya tawar yang tinggi bagi partai," jelas Panca.