RIAUONLINE, PEKANBARU - Kementerian Kesehatan merilis sejumlah orang yang tidak bisa diberi Vaksin Covid-19. Satu di antaranya yakni orang yang pernah terpapar Covid-19. Mereka juga sering disebut sebagai alumni Covid-19.
Hal sama dikatakan Nugradi dari Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru. Menurutnya, orang yang pernah terkena Covid-19 otomatis sudah mempunyai antibodi aktif dalam tubuhnya.
Ia menilai, antibodi ini terbentuk setelah mereka terpapar virus corona. Menurutnya, antibodi akan membantu menjaga kekebalan tubuh seseorang hingga 90 persen.
"Vaksin ini bentuk antibodi non-aktif. Jangan berkecil hati, alumni Covid-19 itu mendapatkan antibodi secara aktif di dalam tubuhnya," jelas Nugradi, saat pencanangan vaksin Covid-19 di Puskesmas Rejosari.
Ia menyarankan, walaupun sudah terbentuk antibodi, mereka tetap wajib menjalankan prorokol kesehatan 4M. Mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak dan menghindari kerumunan.
"Alumni Covid-19 tetap mematuhi prokes. Karena mengkhawatirkan adanya mutasi dari virus ini. Agar virus tidak berkembang biak dan berpindah-pindah. Sementara, untuk vaksin diperkirakan bertahan hingga enam bulan ke depan," ujarnya.
Vaksin belum disarankan kepada ibu hamil dan ibu menyusui. Kondisi penerima Vaksin Covid-19 benar-benar harus sehat.
Selain orang yang pernah terpapar Covid-19, ibu hamil dan busui, ada pula sederet orang yang tidak bisa diberi Vaksin Covid-19. Mereka yang tengah menjalani terapi jangka panjang terhadap penyakit kelainan darah, menderita penyakit jantung, penderita penyakit autoimun.
Selanjutnya, penderita penyakit ginjal, penderita penyakit rematik autoimun, penderita penyakit saluran pencernaan kronis, penderita penyakit hipertroid, penderita penyakit kanker, kelainan darah, defisiensi imun, penerima transfusi.
Penderita ISPA dalam tujuh hari terakhir sebelum vaksinasi juga tidak bisa disuntik vaksin Covid-19. Ada juga penderita diabetes melitus, penderita HIV dan penderita penyakit paru (asma, tuberkulosis).