Petahana Kalah Pilkada, Tito: Visi-Misi Mereka Sebelumnya Gagal

Pilkada-20203.jpg
(istimewa)

RIAUONLINE, PEKANBARU - Sejumlah petahana turun kembali digelaran Pilkada serentak se-Riau ini. Namun kurang beruntung, hanya dua yang memenangkan kontestasi.

Pengamat Politik Riau, Tito Handoko menyebut status petahana amat krusial dalam kontestasi politik, bila selama masa kepemimpinan bagus maka hasil baik akan dituai, jika gagal maka kans terpilih pun menipis.

"Dalam iklim demokrasi itu kan yang menentukan dan yang merasakan manfaat dari pemerintahan dari aktivitas pembangunan yang dilaksanakan oleh para petahana itu kan masyarakat. Baik buruknya ini keuntungan demokrasi, masyarakat bisa menghukum langsung. Kekalahan petahana di Kuansing, Rokan Hilir, menunjukkan kinerja mereka tidak optimal," jelas Tito, Selasa, 22 Desember 2020.

Tito menyebut, visi misi mereka sebagai janji politik ketika menjabat sebagai kepala daerah lima tahun apabila gagal diwujudkan akan dihukum masyarakat dengan tidak dipilih lagi.

Kekecewaan publik pada petahana semakin terasa apabila pada periode sebelumnya Bupati yang digantikan dianggap sukses.



Hal ini terjadi seperti di Rokan Hilir dimana sebelumnya di masa pemerintahan Annas Maamun Rokan Hilir mencapai perkembangan pesat namun cenderung menurun di masa pemerintahan Suyatno-Jamiluddin.

"Sebut saja infrastruktur jalan yang hancur lebur di Rokan Hilir, lapangan pekerjaan, sektor pendidikan yang kurang berkembang, IPM (Indeks Pembangunan Manusia) yang rendah bila dibandingkan Rokan Hulu atau Siak yang mekar di waktu yang sama,"

Indikasi senada juga terjadi Kuansing dimana masyarakat banyak yang merindukan kepemimpinan Sukarmis. Hal inilah yang kemungkinan menjadi salah satu kunci Andi Putra memenangkan Pilkada Kuansing.

"Ketidakmampuan mereka (Mursini dan Halim) mewujudkan visi-misinya membuat munculnya Sukarmis Syndrom di masyarakat dimana pada masa kepemimpinan Sukarmis Kuansing begitu cemerlang, akhirnya publik mecarinya di sosok Andi Putra"

Buah positif kepemimpinan disebut Tito dimiliki Alfedri yang cukup cemerlang saat mendampingi Syamsuar yang kemudian dilanjutkan oleh Alfedri. Hal menunjukkan kepuasan masyarakat atas kinerja mereka selama ini.

"Hal ini dinilai positif oleh publik yang mendapat kepercayaan lagi memimpin Siak hingga mencapai lebih dari 50 persen," katanya.

Hal ini juga disebut Tito terjadi di Rokan Hulu yang dianggap positif membangun Rokan Hulu dalam lima tahun terakhir.