RIAUONLINE, PEKANBARU - Pria berkemeja hitam lengan pendek itu bernama Farhan. Disampingnya duduk seorang perempuan berjilbab cream bernama Ayla. Kedua orang ini termasuk sosok-sosok penting bagi pelopor berdirinya komunitas Komik Riau.
Siapa yang tidak mengenal komunitas ini, bukan? Dengan 50-an anggota dengan yang tidak hanya berdomisili di Pekanbaru saja. Ada yang di Rengat, Bengkalis, dan Bagan Siapiapi. Komik Riau sendiri resmi berdiri pada 3 Januari 2017.
Farhan menjelaskan, alasan membentuk komunitas Komik Riau ini berawal dari keresahan para pelopor yang tidak memiliki wadah atau tempat sharing bagi sesama komikus. Padahal di Riau sendiri, banyak potensi-potensi komukis dan illustrator.
“Kami berinisiatif untuk membentuk wadah agar bisa sharing dengan sesama tentang komik. Jadi punya temanlah, nggak merasa sendiri,” katanya.
Hal lainnya, dalam terbentuknya komunitas ini karena niatan para pelopor yang ingin sekali memperkenalkan Riau lewat komik. Apalagi di zaman yang serba digital seperti saat ini dan memang Komik Riau juga sering memposting hasil karyanya via akun instagram.
Ayla mengatakan, di Provinsi Riau itu banyak yang bisa dikenalkan. Banyak yang bisa di sharing ke orang luar agar jangan sampai orang hanya taunya kalau Riau itu asap doang. Dari sinilah muncul juga keinginan untuk semakin memperbesar nama komunitas Komik Riau dengan tujuan memperkenalkan Riau.
“Riau itu nggak cuma asap,” ujar Ayla semberi membenarkan duduknya.
Tak hanya itu, Ayla juga menjelaskan bahwa mengenalkan Riau lewat komik itu termasuk dalam visi misi komunitas Komik Riau ini. Ayla menilai, minat baca masyarakat Indonesia, termasuk Riau, itu rendah. Karena kebanyakan masyarakatnya lebih suka melihat digital.
Di komunitas Komik Riau inilah mengangkat konten-konten lokal seperti sejarah Candi Muaratakus, Bakar Tongkang, dan lain sebagainya.
“Lewat komik akan mudah menyampaikan pesan,” jelasnya.
*
Sebelum pandemi Covid-19, komunitas Komik Riau sendiri selalu mengadakan gathering setiap bulannya. Dalam gathering ini, ditunjuk salah seorang anggota untuk memberikan materi tentang hal yang ia kuasai, lalu di sharingkan kepada teman-teman sesama anggota.
“Semenjak pandemi, belum ada ngumpul-ngumpul,” terang Farhan.
Tujuan lain dari penunjukan salah satu anggota untuk mengisi materi saat gathering adalah untuk mengasah soft skill anggota komunitas Komik Riau agar bisa berbicara didepan orang banyak.
Farhan juga bercerita suka duka saat dirinya menjadi komikus. Mulai dari sejak ia kecil tidak direstuin untuk menjadi seorang komikus hingga karya yang di repost akun lain tanpa seizin dirinya dan tanpa mencantumkan credit.
“Karya yang direpost tanpa izin itu malah engagementnya bagus dan mereka dapat endorse,” ceritanya. Terlepas dari semua itu, Farhan merasa senang dan semakin termotivasi saat berada ditengah teman-teman Komunitas Komik Riau.
Kedepannya, komunitas Komik Riau sendiri memiliki wacana untuk merilis komik dalam bentuk buku atau majalah komik. “Masih wacana dengan tujuan masih mengenalkan Riau,” pungkas Ayla