Kader Golkar yang juga mantan anggota DPRD Riau 2014-2019, Abdul Vattah Ali Hasyim membelot dari seruan partai Golkar.
(istimewa)
RIAUONLINE, PEKANBARU - Kader Golkar yang juga mantan anggota DPRD Riau 2014-2019, Abdul Vattah Ali Hasyim membelot dari seruan partai Golkar. Di Pilkada Bengkalis alih-alih mendukung sekretaris DPD I, Indra Gunawan Eet yang berpasangan dengan Samsu Dalimunthe (ESA), Vattah malah mendukung pasangan Kasmarni-Bagus Santoso (KBS) yang disokong PAN, PBB, Nasdem, Gerindra dan Demokrat.
Dalam sebuah video yang beredar, Vattah dengan menegenakan seragam Golkar secara terang-terangan menyatakan dukungannya terhadap pasangan KBS dengan alasan keluarga Kasmarni yang sudah membasarkan partai Golkar di Bengkalis.
Atas Hal ini, ketua pemengan Pemilu (Bapilu) partai Golkar Riau, Zulfan Heri menyebut Vattah telah melakukan kesalahan besar.
"Pertama, kesalahan terbesar kader Partai Golkar Bengkalis ini, Vattah adalah membuat dukungan untuk paslon KBS, memakai atribut Partai GOLKAR secara terbuka. Ini tidak dibenarkan. Seluruh pengurus dan kader harus tunduk dan patuh serta loyal terhadap keputusan partai Golkar. Dimana partai Golkar wajib memenangkan calon kepala daerah yang diusung oleh Partai Golkar," ujar Zulfan kepada awak media Sabtu, 5 Desember 2020.
Zulfan menegaskan bahwa hal tersebut merupakan hasil Rakornis Bapilu dan Badan Saksi Nasional se-Indonesia tgl 24-25 September 2020, termasuk pengarahan ketua umum di hadapan Paslon saat menyerahkan SK DPP Partai Golkar kepada calon kepala daerah dan wakil kepala daerah yang diusung Partai Golkar di Jakarta.
Terkait keluarga besar Kasmarni yang disebut Vattah turut membesarkan partai Golkar di Bengkalis, Zulfan tidak menampik hal tersebut namun menolak jika disebut itu merupakan kerja tunggal keluarga besar Kasmarni.
"Dibuktikan dengan perolehan 8 kursi, kita menghormati itu. Tapi tidak bisa semata-mata kerja politik keluarga besar mereka. Itu semua kerja bersama-semua pengurus dan kader, termasuk juga semua caleg, di dapil masing-masing pada pileg 2019 yang lalu," jelas Zulfan.
Zulfan juga merasa apa yang dilakukan Vattah dengan menyebut namanya dan juga Syamsuar selaku ketua DPD I Golkar sebagai tindakan yang tidak elok.
"kurang cerdas dan kurang elok rasanya menyebut nyebut nama saya sebagai Kepala Bapilu PG Riau, apalagi nama ketua DPD I Partai Golkar Riau dalam menjatuhkan pilihan. Ketua itu simbol partai. Kalau mau mendukung Paslon lain diluar partai Golkar, silakan saja, hak adinda vattah, tapi dilarang keras membawa atribut partai,"
Zulfan amat menyayangkan sikap Vattah terutama karena dirinya dibesarkan Golkar termasuk oleh Indra Eet Gunawan yang dikhiatinya kali ini.
"Adinda vattah konon katanya sudah lama berkecimpung di partai Golkar di Bengkalis, dibesarkan oleh bung Eet dulu, tapi tindakan tidak mencerminkan kedewasaan dalam berpolitik. Jasa Bung Eet sedikit banyak harus ditengok juga. Mestinya jangan bawa-bawa atribut partai, fatal akibatnya. Beliau sebagai kader bisa dipecat sebagai kader," tegas Zulfan.