Nasib Guru di Bengkalis, Gagal Berstatus Honor Daerah Karena Tidak Ada Dekingan

honorer.jpg
(istimewa)

Laporan: ANDRIAS

RIAU ONLINE, BENGKALIS - Anggota DPRD Bengkalis daerah pemilihan Kecamatan Bantan dan Bengkalis Askori didatangi seorang ibu saat melakukan peninjauan lokasi pembenihan ikan di Kecamtan Bantan, Selasa 7 Juli 2020 siang kemarin. Ibu bernama Azlina (34) tahun tiba-tiba mendekati Ketua Partai Nasdem Bengkalis ini untuk menyampaikan keluhannya.

Azlina mengaku bekerja sebagai tenaga pendidik di SDN 27 Bantan, di Desa Teluk Papal. Dia menceritakan nasibnya yang sudah tiga belas tahun menjadi tenaga pendidik berstatus honor sekolah, namun sampai saat ini tidak mendapat perhatian pemerintah Bengkalis melalui Dinas Pendidikan.

Pasalnya sudah tiga belas tahun mengajar belum juga diangkat menjadi honorer daerah. Padahal beberapa orang guru yang dikenalinya bahkan baru mengajar beberapa tahun sudah diangkat menjadi guru honorer daerah.

Cerita Azlina, dirinya sudah mengabdi di sekolah tempatnya mengajar sejak tahun 2007 lalu. Dengan gaji saat itu masih 350 ribu rupiah perbulannya.

"Ada lima tahun saya di gaji segitu, karena ingin mengabdi untuk kampung sendiri saya bertahan. Setelah lima tahun barulah gajinya naik menjadi 650 ribu rupiah," terang Azlina di depan Askori.

Gaji yang hanya sekitar 650 ribu rupiah ini bertahan hingga tahun 2019 lalu. Untuk mencukupi kebutuhan sehari hari saja menurut Azlina jauh dari cukup.



"Baru awal tahun ini kami sedikit senang karena gaji bertambah menjadi 1,5 juta rupiah perbulan. Itupun karena adanya kebijakan pemerintah pusat yang mewajibkan sekolah menggunakan dana bos untuk gaji guru minimal 50 persen," tambahnya.

Menurut dia, dengan kondisinya sebagai guru honor yang hanya digaji sekolah dan mengabdi belasan tahun seharusnya dia berhak diangkat sebagai honor pemerintah daerah. Apalagi sepengetahuannya saat ini operator sekolah sudah diangkat menjadi honorer pemerintah daerah.

"Kalau operator sekolah semuanya sudah diangkat jadi honor Pemda, sementara kami yang guru sudah mengabdi belasan tahun belum juga. Saya sudah penat, capek mengurus ke dinas, dia suruh masukan bahan saya masukan bahan. Tapi belum juga masuk honor Pemda, "ungkapnya terbata-bata.

Azlina sempat mempertanyakan alasan pihak terkait yakni Dinas Pendidikan terkait belum diangkatnya menjadi honor daerah. Namun jawaban yang diterima malah membuatnya kecewa.

Menurut dia, jawaban dari salah seorang pihak tersebut mengatakan, namanya tidak masuk sebagai salah satu guru berstatus honor pemerintah karena tidak punya dekingan orang kuat.

"Alasan mereka, saya tidak ada dekingan, Kemarin juga kata pengangkatan pakai sistem rangkingkan. Nama saya masuk dalam rangking 4, namun saat keluar pengangkatannya nama saya tidak masuk, Malahan yang masih baru honor keluar duluan status honor daerahnya, " beber Azlina lagi.

Status honor Pemerintah diharapkan Azlina agar statusnya sebagai tenaga pendidik di SDN 27 Bantan lebih jelas. Ia berharap anggota DPRD kabupaten Bengkalis Askori dapat membantunya.

"Saya minta tolong dengan bapak Askori, karena saya sudah lama, sudah tiga belas tahun. Dari saya menikah, sekarang sudah SMP anak saya, saya masih berstatus honor sekolah,"pintanya.

Sementara itu, Anggota DPRD Bengkalis Askori menyesalkan kurangnya perhatian Dinas Pendidikan terhadap tenaga pendidik yang sudah belasan tahun mengabdi. "Tidak ada otak, harus dicuci otaknya. Katanya Dinas Pendidikan, kerjanya tidak pakai otak, kalau pakai otak tentu Ibu ini diperhatikan. Tidak payah mengadu-ngadu ke saya, itu hak ibu ini," kesal Ketua Partai Nasdem ini.

Menurut Askori masalah seperti ini tidak hanya satu ini saja, bahkan sepengetahuan dia ada sekolah tertentu di Bengkalis yang tenaga baru sudah berstatus honor pemerintah daerah. Sikap ini tentu terkesan menganaktirikan tenaga pendidik.

"Ada beberapa sekolah tertentu, tidak perlu saya sebutkan. Tapi kalau Dinas Pendidikan melawan akan saya buka satu persatu. Ada dekingan ini dan itu, banyak yang baru diangkat jadi honor Pemda, "tutup Askori sembari berjanji akan membantu dan memperjuangkan Ibu Azlina jadi honorer Pemda Bengkalis.