Survey Kepuasan Publik Covid-19, Putap: Peran Polisi 78,2 Persen, Pemerintah Tak Sampai 7 Persen

pupta.jpg
(hasbullah)

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Lembaga Survey Perkumpulan Untuk Transparansi dan Akuntabilitas Publik (Putap) merilis hasil survey indeks kepuasan publik terhadap kinerja pemerintah dalam penanganan Covid-19 di Riau.

Peneliti Putap, Tito Handoko mengatakan, survey ini diikuti 1600 orang koresponden, namun yang terverifikasi hanya 800 orang, sehingga pihaknya hanya memakai data dari 800 orang saja.

Survey ini dilakukan dalam rentang waktu 10 hari, yakni tanggal 1 Juni - 10 Juni 2020, dengan menggunakan media google doc dan google form. Tingkat kepercayaan mencapai 97 persen.

"Hari ini kalau ada lembaga survey yang mengklaim sudah survey door to door, patut dipertanyakan bagaimana caranya, apakah itu melanggar protokol kesehatan atau tidak. Kami memakai teknologi informaso untuk menghindari kontak langsung," kata Tito didampingi peneliti lainnya, Khairul Anwar, Kamis, 18 Juni 2020.

Dari hasil survey, disampaikan Tito, koresponden mengaku sangat puas dengan kinerja pemerintah dengan persentase 46,8 persen, yang puas sebanyak 41,1 persen, dan biasa saja sebanyak 12,1 persen.

Namun, lanjut Tito, para koresponden cenderung masih menganggap instansi Polri dan TNI merupakan bagian dari pemerintah, sehingga angka kepuasan cukup tinggi.

Hal tersebut terbukti dengan hasil survey yang menunjukkan bahwa sebanyak 78,2 persen koresponden menilai instansi kepolisian adalah pihak yang paling berperan penting dalam menangani Covid-19.



Sementara untuk pemerintah tidak sampai 10 persen, yakni 6,8 persen untuk Pemerintah Kabupaten Kota dan 6,1 persen untuk Pemerintah Provinsi.

"Setelah kami kroscek ke koresponden, ternyata argumentasi mereka adalah aparat kepolisian paling aktif dalam menerapkan kebijakan pemerintah, termasuk turun ke desa-desa dan turun langsung ke pasar," jelasnya.

"Masyarakat cenderung tidak puas dengan pemerintah karena pemerintah tidak optimal dalam menyalurkan bantuan kepada masyarakat terdampak Covid-19," tambahnya.

Kemudian, dari hasil survey tersebut juga diketahui bahwa media sosial menjadi media yang paling berperan dalam menyalurkan informasi seputar covid-19.

Persentasenya, media sosial 33,4 persen, media online mainstream 29,5 persen, televisi 28,4 persen, dan lain-lain 7,5 persen dan media cetak 1,1 persen.

Untuk bahan informasi, koresponden mengaku paling menunggu informasi seputar perkembangan pasien Covid-19 dengan persentase 46,3 persen diikuti informasi kebijakan pemerintah sebanyak 32,8 persen.

Hasil survey juga menunjukkan sektor perekonomian menjadi sektor yang paling berdampak akibat Covid-19, dengan persentase 77,2 persen, diikuti pendidikan 21 persen dan agama 1,8 persen.

Terakhir, masyarakat juga sejauh ini telah melakukan berbagai upaya dalam mencegah penyebaran covid-19, mayoritas masyarakat sudah menggunakan masker untuk mencegah Covid-19 dengan persentase 86 persen.

"Hasil jawaban responden pada grafik tersebut memberikan gambaran bahwa sebagian besar
masyarakat sudah menyadari bahaya dan berusaha untuk menjaga kesehatan dengan menggunakan
masker (86% responden) bila mereka berkegiatan dan berada diluar rumah," tutupnya.

Survey ini, tegas Tito, diharapkan bisa menjadi landasan pemerintah dalam meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, mendorong partisipasi masyarakat dalam covid-19, dan membuat pemerintah lebih bergerak inovatif.

Putap adalah bentuk tanggungawab para peneliti muda ini sebagai akademisi, mereka tetap melakukan riset di tengah pandemi Covid-19, dan tentunya harus memiliki metode terbaru menyesuaikan kondisi.

"Pandemi Covid-19 sudah membawa kita pada fase perubahan pola hidup dari biasanya, kita yang terbiasa bebas bercengkrama, sekarang semua serba dibatasi, atas dasar ini makanya bergerak melakukan penelitian ini," tutupnya.