RIAU ONLINE, PEKANBARU - Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP Gerindra, Ahmad Muzani mewajibkan setiap kadernya untuk aktif berbicara di parlemen, baik tingkat kabupaten, provinsi maupun pusat.
"Parle itu ngomong, men itu orangnya. Kalau anggota gak ngomong berarti bukan anggota DPR. DPR itu kerjanya ngomong. Kalau cerewet ya anggota DPR," kata Muzani di hadapan anggota DPR RI dapil Riau, DPRD Riau dan DPRD kabupaten kota se-Riau, Kamis, 17 Januari 2020.
Kondisi sekarang, sambung Muzani, yang banyak cerewet terhadap pemerintah malah orang yang bukan berada di legislatif. Makanya, cerewet mereka tidak digubris oleh pemerintah.
"Tapi kalau DPR yang cerewet, pemerintah pening. Makanya anggota DPR harus ngomong, harus cerewet," tegasnya.
Syarat bisa ngomong, katanya, anggota legislatif harus rajin datang ke kegiatan kedewanan. Karena kalau tidak datang di paripurna dan komisi, legislator tidak akan tahu apa yang mau diomongkan.
Yang harus diomongkan pun, menurut Muzani, juga tidak boleh asal bicara tanpa ada substansi jelas.
"Yang diomongkan itu praktik kerja eksekutif yang tidak benar, kemudian memperjuangkan aspirasi Dapil nya. Yang diomongkan itu masalah selokan mampet, pembuangan sampah, pelayanan kesehatan buruk, penempatan sekolah tidak pas, guru honor terlambat gajian, pekerja buruh yang gajinya antara dibayar dan tidak yang lainnya," jelasnya.
"Itu harus disampaikan, kenapa kita kemarin mau pak Prabowo jadi presiden? Karena kita mau perbaiki ini," pungkasnya.
Dalam acara tersebut dihadiri oleh sejumlah anggota DPRD se-Riau. Sementara untuk tingkat DPR RI hanya dihadiri oleh anggota DPR RI dapil Riau 2 Nurzahedy yang juga ketua DPR RI.
Sementara anggota DPR RI dari Riau 1, Muhammad Rahul yang juga anak dari anggota DPR RI dari Demokrat Muhammad Nasir.
Berdasarkan penelusuran Riau Online, kedua anggota DPR RI dari Gerindra tidak pernah menampilkan aksi cerewetnya di parlemen. Baik Nurzahedy maupun Rahul.
Nurzahedy sendiri sudah menjadi anggota DPR RI sejak tahun 2014 lalu.