Sebagai bentuk penghargaan kepada jasa para pendiri partai, sejumlah pengurus DPW PPP Riau mendatangi tokoh-tokoh yang selama ini sudah memperjuangkan partai berlambang kakbah ini hingga bisa eksis sampai hari ini.
(istimewa)
RIAU ONLINE, PEKANBARU - Sebagai bentuk penghargaan kepada jasa para pendiri partai, sejumlah pengurus DPW PPP Riau mendatangi tokoh-tokoh yang selama ini sudah memperjuangkan partai berlambang kakbah ini hingga bisa eksis sampai hari ini.
Salah seorang tokoh pendiri PPP di Riau, Jamaluddin misalnya. Meski raganya tersandar lemah di kasur salah satu rumah sakit swasta di Pekanbaru namun wajahnya tampak cerah ketika didatangi sejumlah pengurus PPP, Minggu, 5 Januari 2020.
Meski bernafas melalui selang infus, namun masih terlihat ada senyum di wajahnya yang sudah keriput dengan rambut yang memutih di usia 85 tahun.
Wakil ketua DPW PPP Riau, Husaimi Hamidi mengatakan, Jamaluddin merupakan salah seorang yang sangat berjasa dalam perjuangan PPP di Riau, terutama di kecamatan Pujud, Rokan Hilir.
Anggota DPRD Riau dari Rokan Hilir ini mengaku, Jamaluddin merupakan sosok yang membuat ia tertarik untuk bergabung dalam partai yang sekarang dinahkodai oleh Suharso Monoarfa ini.
"Beliau ini orang yang sangat tegas, dulu kan waktu masih zaman Orba, pengurus partai yang bukan pendukung pemerintah dipersulit semuanya, setiap program pemerintah mereka tidak dapat," kata Husaimi, didampingi anak Jamaluddin, Perwedissuito yang merupakan anggota DPRD Rohil.
Namun, Jamaluddin terus mengkampanyekan PPP di tengah masyarakat Rokan Hilir yang dulu masih bergabung dengan kabupaten Bengkalis. Sekalipun mendapatkan halangan dari pemerintah, Jamaluddin terus berjuang untuk PPP.
"Saya masih ingat dulu masih kecil. Begitu sudah masuk PPP ke kampung-kampung, untuk kampanye saja lampu dimatikan, jalan dirusak. Tapi mereka berjuang sekalipun hanya bisa door to door, tentunya ini pakai dana pribadi juga, tidak ada uang partai," tuturnya.
"Kalau sekarang, kami kan tinggal menikmati saja, mau kampanye mudah-mudah saja, tidak ada ancaman apapun dari pemerintah," tambahnya.
Kunjungan ke tokoh-tokoh pendiri PPP ini, diakui Husaimi merupakan kegiatan yang selalu dilakukan oleh kader PPP setiap melaksanakan perayaan Harlah agar kader-kader muda bisa menghargai jasa senior.
"Kami sangat mengingat perjuangan mereka.Tidak elok ketika PPP sudah nyaman, kita tidak mengingat jasa mereka. Sampai hari ini partai kita masih bertahan," ulasnya.
"Kader-kader senior kita mungkin bisa menjadikan pak Jamaluddin sebagai contoh, dia tidak pernah dapat apa-apa dari partai, dia tidak pernah nyaleg, tidak pernah maju Pilkada, tapi dia tetap konsisten," pungkasnya.
Husaimi bahkan akan mewacanakan agar kampungnya di kecamatan Pujud bisa dijadikan kampung PPP dimana hampir setiap rumah disana berwarna hijau seperti warna partai PPP.
"Saya akan coba berunding dengan masyarakat sekitar, kita harus beri penghargaan untuk masyarakat desa sana. Bahkan, di daerah saya itu 80 persen suara untuk PPP. Makanya rumah saya pun saya cat warna hijau," terangnya.
Sementara itu, anak sulung Jamaluddin, Fasril Sasmita mengucapkan terimakasih atas kunjungan kader partai PPP terhadap ayahnya yang sudah terbaring di RS Santa Maria sejak seminggu yang lalu karena penyakit paru-paru yang ia derita sejak setahun ini.
"Memang orang tua saya dulu berada di naungan PPP, masih zaman orba. Walaupun saat itu sulit menjalankan kegiatan yang dilarang pemerintah, ayah saya tetap tegar, tidak takut sedikitpun. Makanya kami dari keluarga besar, mengucapkan terimkasih kepada pengurus PPP yang berkesempatan menjenguk ayah saya," katanya.
Untuk diketahui, PPP hari ini merayakan Hari Lahir partai yang ke 47, berbagai kegiatan sudah dijalani mulai dari membantu korban banjir di beberapa desa, menyantuni anak yatim hingga memberi kado kepada setiap bayi yang lahir pada hari ini.
Perayaan kali ini dihadiri oleh berbagai unsur pengurus DPW PPP Riau, anggota DPRD fraksi PPP hingga pengurus tingkat kabupaten kota yang ada di Riau.