2 Desa di Riau "Tenggelam" Akibat Banjir, Warga Terpaksa Mengungsi

Kondisi-akses-jalan-di-Desa-Rantau-Baru-Kecamatan-Pangkalan-Kerinci.jpg
(istimewa)

RIAU ONLINE, PEKANBARU-2 Desa di Provinsi Riau 'tenggelam' akibat naiknya debit sungai Kampar. 

Adapun desa yang tergenang air yakni Rantau Baru dan Kuala Terusan serta Kelurahan Langgam.

Akibat dikepung banjir 184 rumah terdampak banjir dan empat rumah terendam.

Sebanyak 389 Kepala Keluarga (KK) dengan 976 jiwa yang kediamannya dikepung air saat ini.

Fasilitas umum yang terdampak dua musala, gedung Poskesdes, satu gedung SD, dan dua gedung SMP.

"Akses jalan ke Desa Rantau Baru saat ini sudah putus dan tak bisa lagi dilalui kendaraan roda du maupun roda empat," terang Camat Pangkalan Kerinci, Dodi Asmasaputra.

Camat Dodi menerangkan, alat transportasi satu-satunya yang digunakan yakni kapal kayu bermesin atau pompong.

Pasalnya desa tersebut sudah terisolir dari desa lain akibat dikepung air. Warga terpaksa menggunakan pompong milik desa yang diaktifkan untuk menyeberangi banjir dalam aktifitas sehari-hari.


"Besok kita akan siapkan posko untuk kesehatan, tenda-tenda yang diperlukan, termasuk lokasi pengungsian jika dibutuhkan," tandasnya.

Disisi lain, Camat Langgam, Roby Ardelino menyebutkan pihaknya terus mengontrol perkembangan kenaikan air yang telah menggenangani Kelurahan Langgam dan Dusun Muaro Sako. Air menunjukan tanda-tanda kenaikan setiap hari dan mulai merendam beberapa fasilitas umum serta rumah penduduk.

Posko kesehatan telah diaktifkan dan lokasi pengungsian telah disiapkan mengantisipasi banjir semakin parah. Gedung sekolah yang terendam banjir, siswanya telah diliburkan mengingat ruang kelas dan kantor telah dimasuki air.

"Untung saja ujian sudah selesai, jadi tidak ada persoalan. Tim kita terus memantau dan mengotrol kondisi warga yang terdampak banjir," tandas Roby.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pelalawan, Hadi Penandio, menerangkan peningkatan debit air Sungai Kampar belakangan ini semakin signifikan.

Berdasarkan indikator pengukuran level air di jembatan penyeberangan pontoon di Kelurahan Langgam, hari ini debit air meningkat 30 centimete dari sebelumnya.

Alhasil ketinggian air mencapai 3,28 meter yang meningkat drastisi dari sepekan sebelumnya.

"Batas normal lebel air Sungai Kampar mencapai 3 meter, sekarang kondisinya telah di atas normal," tutur Hadi Penandio.

Ia memastikan belum ada warga yang mengungsi walaupun rumahnya terdampak dan terendam banjir.

Penduduk yang sudah terbiasa menghadapi banjir dan telah menjadi kearifan lokal, membangun panggung di dalam rumah yan juga berdiri di ata panggung.

Masyarakat mengangkat seluruh perkakas dan barang-barang ke panggung yang ada di dalam rumah.

"Pengungsi masih nihil. Warga kebanyakan bertahan di dalam rumah yang di dalamnya dibuat panggung," tandasnya.