RIAU ONLINE, PEKANBARU - Meski sudah mengerucut ke beberapa pasang saja, namun segala kemungkinan masih bisa terjadi di Pilkada Kuansing 2020 mendatang.
Hal tersebut disampaikan oleh pengamat politik Universitas Riau, Tito Handoko. Menurut Tito, Pilkada Kuansing memang selalu menghadirkan kejutan, baik dari isu, kandidat maupun pemenangnya nanti.
Segalanya, sebut Tito, masih bisa terjadi dalam Pilkada kabupaten yang masih berusia dua puluh tahun tersebut.
Dikatakan Tito, tidak ada yang kuat dan yang lemah dalam Pilkada Kuansing karena kondisi politik di daerah ini sangat dinamis, bahkan yang dulunya lawan saat ini sudah menjadi kawan, begitu juga sebaliknya.
Contohnya, di Pilkada Kuansing 2015 lalu, pasangan Mursini - Halim bertarung dengan pasangan Indra Putra - Komperensi.
Namun, saat ini Halim yang merupakan kader PDIP secara terang-terangan menyatakan kesiapannya untuk maju berpasangan dengan kader PAN Komperensi.
Begitu juga sebaliknya, Mursini yang sepanjang masa pemerintahannya selalu berkonflik dengan Halim, disebut-sebut tengah menjalin komunikasi dengan bekas lawannya, Indra Putra.
"Semua masih bisa berubah, tapi seperti yang pernah saya bilang, konflik berkepanjangan antara Bupati Mursini dan Wabup Halim akan berpengaruh ke publik nanti," ujar Tito, Minggu, 29 Desember 2019.
Konsekuensinya, kedua orang ini akan mendapatkan hukuman dari masyarakat karena sibuk dengan konflik sehingga pencapaian prestasi tidak pernah diungkapkan ke publik.
"Nah disinilah calon alternatif berpeluang, karena waktu yang tersisa hanya setahun, sangat kurang jika dipakai untuk memoles Bupati dan Wabup setahun ke depan," ulasnya.
Untuk diketahui, saat ini ada beberapa pasangan alternatif yang namanya mencuat.
Di antaranya, pasangan Ketua DPRD Kuansing yang juga ketua DPD Golkar Kuansing Andi Putra yang berpasangan dengan mantan anggota DPRD Riau, Suhardiman Amby.
Andi Putra juga tidak asing bagi masyarakat Kuansing mengingat ia merupakan putra kandung dari mantan Bupati Kuansing dua periode Sukarmis.
Selain itu, pergerakan dari pasangan sosok dokter muda asal Kuansing, Fahdiansyah dengan ketua DPC Demokrat Kuansing Jon Tikal juga tidak bisa dipandang sebelah mata.
Sementara pasangan Aherson dan Supriyati juga hampir dipastikan batal maju, di mana Aherson memberikan dukungannya kepada Andi Putra dan Suhardiman, sedangkan Supriyati masih pikir-pikir karena melihat besarnya cost politik Pilkada.
Menanggapi fenomena calon alternatif ini, Tito menjelaskan saat ini yang dibutuhkan masyarakat Kuansing adalah konsep pembangunan yang baru, makanya siapapun yang ingin maju harus bisa memberi harapan baru kepada masyarakat.
"Yang penting dia harus punya konsep baru, nanti konsep itu dilemparkan ke masyarakat, sehingga ada alat ukur nantinya di masyarakat," tutupnya.