(istimewa)
Selasa, 12 November 2019 06:03 WIB
(istimewa)
Laparan: ROBI SUSANTO
RIAU ONLINE, TELUK KUANTAN - Bupati Kuansing, H Mursini telah menyampaikan Pidato Nota Pengantar Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (RAPBD) Kuansing Tahun 2020, Senin, 11 November 2019.
Apabila dicermati dalam pidato yang disampaikan Mursini pada sidang paripurna agenda penyampaian nota pengantar RAPBD Kuansing 2020 sama sekali tidak ada data pembanding yang disampaikan.
Mursini hanya menyampaikan gambaran RAPBD Kuansing Tahun Anggaran 2020. Namun tidak menyampaikan perbandingan RAPBD Kuansing tahun sebelumnya pada 2019.
Sidang paripurna dipimpin Wakil Ketua DPRD Kuansing Zulhendri, dihadiri Ketua DPRD Kuansing Andi Putra, Wakil Ketua Juprizal, serta dihadiri anggota Dewan terhormat dan undangan lainnya.
Mursini melalui pidatonya menyampaikan pada 2020 pendapatan daerah diproyeksikan sebesar Rp 1,24 Triliun. Dengan rincian Pendapatan Asli Daerah (PAD) diproyeksikan sebesar Rp 101,9 Miliar.
Kemudian Dana perimbangan diproyeksikan sebesar Rp 898,8 miliar. Kemudian lain-lain pendapatan yang sah diproyeksikan sebesar Rp 247,5 miliar.
Disampaikan Mursini, adapun prioritas dan plafon anggaran sementara dituangkan dalam penjabaran RAPBD Tahun Anggaran 2020 dengan penjelasan pertama belanja tidak langsung diproyeksikan sebesar Rp 789,4 miliar.
Alokasi belanja tidak langsung diperuntukan bagi belanja pegawai, belanja hibah, belanja bantuan sosial belanja bantuan keuangan kepada pemerintah provinsi kabupaten/kota dan pemerintahan desa, serta belanja tidak terduga.
Kemudian belanja langsung pada tahun anggaran 2020 diproyeksikan sebesar Rp 471,0 miliar yang terdiri dari belanja pegawai, belanja barang dan jasa, dan belanja modal.
Baca Juga
Bupati menyatakan, pada TA 2020 beberapa program yang menjadi skala prioritas yang akan dilaksanakan dan tertuang dalam RKPD diantaranya meningkatkan infrastruktur, meningkatkan kualitas hidup masyarakat, pengembangan budaya, peningkatan prestasi aparatur, dan pengembangan ekonomi berdaya saing.
Selanjutnya disampaikan Bupati dalam Rancangan APBD TA 2020 juga terdapat defisit anggaran sebesar Rp 12,1 miliar. Defisit tersebut katanya dapat ditutup dengan pembiayaan netto yaitu selisih penerimaan pembiayaan berupa estimasi sisa lebih pembiayaan anggaran sebelumnya.
Data RAPBD 2019
Dari data yang dimiliki, RAPBD Kuansing Tahun 2019 diproyeksikan sebesar Rp1,27 triliun. RAPBD Tahun 2019 lebih tinggi bila dibandingkan dengan RAPBD 2020 yang memang terjadi penurunan.
Kemudian Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kuansing Tahun 2019 diproyeksikan sebesar Rp87,3 miliar lebih. Pada 2020 proyeksi PAD mengalami kenaikan.
Sedangkan dana perimbangan pada 2019 diproyeksikan sebesar Rp902 Miliar dan pendapatan lain-lain yang sah diproyeksikan sebesar Rp285 Miliar lebih. Dilihat pada 2020 keduanya terjadi penurunan.
Kemudian untuk belanja tidak langsung pada RAPBD 2019 diprioritaskan sebesar Rp761 miliar lebih dan belanja langsung pada 2019 diproyeksikan sebesar Rp514 miliar lebih.
Tanggapan Dewan Tidak Ada Data Pembanding Disampaikan Bupati
Menanggapi tidak adanya data pembanding yang disampaikan Bupati Kuansing saat menyampaikan pidato nota pengantar RAPBD Kuansing Tahun 2020.
Anggota DPRD Kuansing Darmizar menilai dari pidato yang disampaikan saudara Bupati tadi terhadap nota pengantar RAPBD Kuansing Tahun 2020 menurutnya bukan tidak ada data pembanding.
Menurut Darmizar, intinya dalam penyampaian pidato nota pengantar tersebut sudah dikuatkan dengan PP 12 Tahun 2019, makanya tidak nampak data pembanding yang disampaikan.
"Sekarang yang ingin disalahkan siapa? Sebab bahan masuk ke Dewan sudah lama, jadi seolah-olah ini main potong atas," katanya.
Ia mengatakan, sesuai yang disampaikan pihak Mendagri saat berkunjung ke Provinsi Riau belum lama ini, dan seperti yang sudah dibicarakan dalam rapat mau tidak mau, suka atau tidak suka KUA PPAS sudah dianggap sah karena waktunya memang sudah terlambat. "Maka seolah-olah tidak ada data pembanding," katanya.
Ditambah katanya, sistem APBD sekarang dengan sistem APBD tiga tahun belakang sangat jauh berbeda. "Kalau dulu DAK dan Bankeu dimasukkan pada awal APBD, kalau sekarang itu masuknya akhir tahun atau menyusul," terang politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ini.
Makanya dirinya memprediksi APBD Kuansing Tahun 2020 sama dengan APBD Kuansing 2019. "Tahun lalu itu APBD Kuansing tertinggi sepanjang sejarah mencapai Rp 1,7 triliun, pada tahun ini kita prediksi sama," katanya.
Darmi menambahkan sebenarnya pidato yang disampaikan saudara Bupati tadi mengikut trik Nasional. Karena sebelumnya pada Hari Jadi Kuansing lalu saudara Bupati sudah menyampaikan semuanya.
"Pada HUT Kuansing kemarin saudara Bupati sudah menyampaikan APBD Kuansing 2019, maka tidak disampaikan lagi saat penyampaian nota pengantar tadi. Jadi memang tidak ada pembanding yang disampaikan karena sudah pernah disampaikan sebelumnya," terang Darmi.
Menurut Darmi mungkin ini menjadi salah satu faktor Mursini tidak mau menyampaikan secara berulang-ulang terkait data pembanding dalam RAPBD Tahun 2020.