RIAUONLINE, PEKANBARU - Persoalan pemasaran produk hasil dari pertanian dan nelayan masih menjadi pekerjaan rumah yang harus diselesaikan bersama. Sebab sejauh ini petani dan nelayan di Indonesia, termasuk di Riau masih kesulitan dalam memasarkan produk-produk hasil dari petani dan nelayan. Sehingga berdampak terhadap harga yang selalu rendah.
"Kita berusaha untuk memasarkan produk pertanian dan nelayan itu dengan melaksanakan KTNA Expo yang kita selenggaran setiap tahun,"kata Ir H Winarno Tohir Ketua Umum Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Indonesia disela kegiatan KTNA Expo di halaman Masjid Agung An Nur Pekanbaru, Selasa (24/9/2019) malam.
"Dari kegiatan KTNA Expo dan Rembug petani, nelayan nasional ini kita lanjutkan dengan membuat toko-toko KTNA atau yang kita kenal dengan sebutan KTNA Mart," imbuhnya.
Berbeda dengan toko pada umum, KTNA Mart lebih banyak memasarkan produk lokal dalam negeri. Baik dari hasil pertanian maupun dari nelayan.
"Kelebihan KTNA Mart itu 75 persen harus produk lokal, produk dari dalam negeri petani dan nelayan yang selama ini sulit memasarkan produknya. Bisa berupa ikan kering, kripik dan lainya, dan sedang kita persiapkan juga lemari pendingin di toko-toko KTNA supaya kedepan buah-buahan segar dari petani itu bisa kita jual di KTNA Mart," ujarnya.
Upaya ini dilakukan guna mewujudkan indonesia sebagai lumbung pangan dunia. Itulah sebabnya kepada pada Rembug utama petani dan nelayan nasional yang dipusatkan di Kota Pekanbaru ini mengangkat tema memaksimalkan kuantitas dan kualitas produk pangan lokal menuju indonesia sebagai lumbung pangan dunia.
"Dengan semangat itulah kita berembug untuk mensukses program itu, apalagi dengan kondisi pertumbuhan penduduk yang terus meningkat, 1,35 persen per tahun dan luas lahan yang terus berkurang. Sehingga suatu saat ini kita akan kekurangan pangan, itu sudah dipreskdi tahun 2030 kalau indonesia tidak berbuat ap-apa bisa minus 12 juta ton. 11 tahun lagi kita akan menemui itu kalau kita tidak berbiat apa-apa dari sekarang," kata Winarno (*)