Sandiaga Uno Diisukan Jadi Ketum PAN, Sunaryo: Boleh-boleh Saja

Sunaryo-dprd.jpg
(Hasbullah)

RIAUONLINE, PEKANBARU - Wakil ketua DPW PAN Riau Sunaryo angkat bicara terkait isu media yang menyebut bahwa Cawapres Sandiaga Salahuddin Uno digadang-gadang menjadi ketua umum Partai Amanat Nasional.

Menurut Sunaryo, isu ini terus berkembang baik di kalangan pemerhati politik maupun di kalangan internal partai. Namun yang jelas DPW PAN menginginkan tokoh yang bisa membawa perahu PAN ke arah yang lebih baik.

"Lihat hasil kongres (tahun 2020) saja, boleh-boleh saja kalau ada yang mau mengarungi lautan yang cukup panjang ini, kita lihat saja," kata politisi asal Dumai ini,Kamis, 29 Agustus 2019.

DPW PAN Riau sendiri mengaku belum mendapatkan informasi resmi dari DPP PAN, namun informasi tersebut sudah berputar di media.

"Kalau memang Sandi duduk di Ketum, dia otomatis langsung jadi kader. Tapi ini kan masih wacana yang timbul dan prosesnya masih panjang," singkat Sunaryo.



Sebelumnya, dilansir dari RMOL, muncul tiga nama di kalangan internal yang diprediksi akan menggantika ketua umum Zulkifli Hasan pada Kongres 2020 mendatang.

Ketiga nama, yang paling santer adalah Sandiaga Uno, yang dalam pemilihan presiden lalu didukung penuh oleh PAN. Informasi lain yang berkembang mengatakan, ada semacam kesepakatan antara Sandiaga Uno dengan petinggi PAN kala itu bahwa setelah Pilpres 2019, apapun hasilnya, Sandiaga Uno akan bergabung dan memimpin PAN.

Dalam masa kampanye Sandi juga kerap mengenakan baju berwarna biru yang dianggap sebagai simbol kedekatan dirinya dengan PAN. Bahkan, salah satu kegiatan Sandi diberi nama Rabu Biru.

Tetapi, informasi lain mengatakan, soal Sandi ini masih memerlukan kesediaan dari Ketua Umum Prabowo Subianto. Bagaimanapun juga Prabowo dan banyak kalangan internal di Gerindra menganggap Sandi adalah aset utama partai setelah Prabowo.

Nama lain yang disebutkan sedang dielus untuk menjadi calon ketua umum PAN adalah nama mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo. Komunikasi kalangan internal dengan Gatot sudah dilakukan. Sejauh ini, Gatot dinilai memiliki idealisme yang sejalan dengan PAN. Belum lagi, Gatot juga tampaknya bisa memberikan energi tambahan bagi partai itu.

Nama tokoh non-PAN terakhir yang diharap mau ikut membesarkan partai itu adalah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Dari sisi Anies, dirinya tentu membutuhkan kendaraan politik demi peluang-peluang lain di tahun 2024. Di sisi lain, dibandingkan dua nama lainnya, Sandiaga Uno dan Gatot Nurmantyo, Anies dinilai memiliki pengalaman lebih dalam manajemen pemerintahan sipil.

Sandiaga mungkin unggul dalam hal manajemen korporasi. Sementara Anies unggul dalam hal manajamen pemerintahan, dari level nasional saat dia menjadi Menteri Pendidikan maupun kini, saat dia menduduki posisi Gubernur DKI.

Gatot Nurmantyo tentu saya juga memiliki pengalaman kepemimpinan. Namun sebatas di organisasi militer yang memiliki aturan-aturan yang pasti dan serba ketat.