Cerita Dibalik Tangis Zuhri Tak Sanggup Bayar Kuliah Anaknya di UIN Suska

ayah-nangis.jpg
(istimewa)

RIAUONLINE, PEKANBARU - Calon mahasiswa UIN Susltan Syarif Kasim Riau, Rizki Romadiah menjelaskan alasan kenapa ayahnya M Zuhri Pulungan bisa menangis saat melakukan wawancara pendaftaran kuliah yang viral di media sosial.

Calon mahasiswa asal Rohul ini mengatakan, saat melakukan wawancara tersebut ayahnya sudah memohon agar menurunkan Uang Kuliah Tunggal (UKT) karena tidak sebanding dengan kondisi keluarganya.

"Ayah udah memohon minta diturunkan UKT nya, tapi saat itu pihak wawancara nya tidak ada respon sedikit pun, langsung ayah berdiri dan menangis, lalu ayah mengajak saya pulang," cerita Rizki, Sabtu,20 Juli 2019.

Rizki pun terpaksa mengikuti langkah sang ayah yang meninggalkan gedung tersebut dan melewati kerumunan calon mahasiswa bersama orang tuanya yang sedang mengantre.

Sampai di depan gedung, Rizki ditemui oleh sahabatnya dan menanyakan apa yang terjadi, usai mendengar cerita dari ayah Rizki, sahabatnya langsung pergi menjumpai pihak wawancara kampus untuk meminta berkas UKT Rizki.

Diakui Rizki, ia memang sengaja meninggalkan berkas UKT tersebut karena merasa sudah hilang harapan, namun sahabatnya tersebut menceritakan hal tersebut pada salah satu dosen di dalamnya.



"Dosen tersebut meminta untuk memanggil saya yang sudah bersiap untuk pulang ke Rohul, lalu kami berbincang, dengan kondisi menangis saya melewati kerumunan orang banyak, dan dosen tersebut berusaha menguatkan saya agar tidak patah semangat dan tetap melanjutkan kuliah," jelas Rizki.

Dosen inilah yang kemudian menyatakan bersedia membiayai kuliah Rizki dan Rizki langsung mengucapkan terimakasih kepada sahabatnya yang sudah membukakan jalan agar ia tetap bisa berkuliah.

"Dosen tersebut mengembalikan berkas UKT kepada saya, tapi saya tidak berani meraih kertas UKT nya, sahabat saya langsung meraih kertas tersebut, dan berterima kasih pada dosen itu," tuturnya.

"Jika pada saat itu tidak ada sahabat saya yang dengan nekad nya menghampiri dosen wawancara, mungkin memang betul saya tidak akan mengambil kertas UKT itu dan tidak melanjutkan lagi proses pendaftaran," tuturnya lagi.

Saat wawancara, Ayah Rizki sudah menceritakan kondisi keluarga di mana sang ayah hanya seorang buruh serabutan dan ibunya membuka usaha warung kopi di kampung.

Sedangkan Rizki yang akan memasuki masa perkuliahan ini menjadi tanggungan keluarga bersama adiknya yang saat ini masih duduk di bangku SMP.

Rizki datang ke Pekanbaru bersama teman sekolahnya yang memiliki nasib tidak jauh berbeda, Laila Musfidatul namanya. Laila juga mendapatkan donatur karena uang kuliah yang tidak sesuai dengan kemampuan keuangan.

Laila merupakan anak yatim 11 tahun yang lalu dan anak ke 6 dari 9 bersaudara, sang ibu hanyalah seorang guru honorer di pesantren dekat perbatasan Rohul dan Sumut.