Mulai Dari Persolan Parit, Seminisasi Hingga Sampah Jadi Penyebab Banjir Pekanbaru

banjir-panam.jpg
(Hasbullah)

 

Lapaoran: RICO MARDIANTO

RIAUONLINE, PEKANBARU - Pengamat Lingkungan dari Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Elviriadi, menilai ada sejumlah faktor penyebab banjir setiap hujan mengguyur Kota Pekanbaru. Pertama, parit-parit tidak tersambung dengan baik satu sama lain.

"Contohnya parit di simpang Tabek Gadang Jalan Subrantas, di Jalan Sudirman, dan Jalan Garuda Sakti, aliran parit tidak sampai ke parit besar yang bisa dimuarakan ke Sungai Kampar dan Sungai Siak," jelasnya.

Kondisi ini, kata Elviriadi, disebabkan sebagian besar lantai parit yang ada tidak rata lantaran mengikuti kontur tanah yang naik turun sehingga air tidak mengalir secara konsisten ke parit besar, dan menyebabkan air meluap.

"Tidak konsistennya lantai parit menggiring air dari pusat banjir menyebabkan air meluap karena terputus mencapai parit besar," sebut Ketua Majelis Lingkungan Hidup Muhammadiyah Riau ini.



Faktor kedua adalah kurangnya ruang serapan air akibat semenisasi. Di mana tanah yang berfungsi sebagai sumber resapan air banyak disemen sehingga Kota Pekanbaru tidak mempunyaI ruang serapan air yang cukup baik.

"Sekarang ini hampir semua tempat di Pekanbaru, seperti depan ruko, depan rumah, sampai bahu jalan pun diseminisasi sehingga tidak ada resapan airnya. Saya kira hampir 90 persen kawasan Kota Pekanbaru tertutup semen," kata Elviriadi.

Kondisi ini diperparah dengan penutupan parit di ruas-ruas jalan tertentu untuk meperkuat badan jalan dari beban kendaraan. Penutupan parit tersebut justru menyebabkan kerusakan jalan lantaran air menggenang di badan jalan. "Air jadi menggenang di jalan, sehingga terjadilah kerusakan jalan," kata Elviriadi.

Faktor lain menyebabkan tidak efektifnya saluran drainase karena tersumbat oleh sampah yang terbawa aliran air. Kebiasaan masyarakat membuang sampah sembarangan terbukti menghambat proses drainase dan aliran air.

"Sampah cukup berperan dalam terjadinya banjir ini. Ini tak lepas dari manajemen sampah yang tidak sesuai prsosedur di Pekanbaru ini. Yang diperlukan sekarang ini tong sampah. Di luar negeri yang saya kunjungi seperti Malaysia, Thailand, dan Filipina, di mana-mana disediakan tong sampah," ucapnya.

Menurut Elviriadi, untuk mengatasi persoalan ini, Pemko Pekanbaru perlu menganggarkan dana untuk penyediaan tong sampah yang lebih banyak.

"Seharusnya setiap 20 meter (disediakan) tong sampah, di Malaysia begitu. Tong sampah ini membentuk budaya membuang sampah yang baik. Saya kira warga Pekanbaru ini karena tak ada tong sampah jadi buang sampah sembarangan," ujarnya.

Elviriadi menilai, masalah banjir selama ini tidak pernah digali secara serius oleh Wali Kota Pekanbaru dan jajarannya. Untuk mengatasi masalah ini, Pemko harus melakukan rekonstruksi total drainase di Pekanbaru.